Ukuran tubuh : 60 cm
Makanan : Daun-daun muda.
Bunga-bungaan dan buah masih
mentah.
Pulau
Peleng, Pulau Togian, dan Pulau Buton.
KUSKUS BERUANG (Ailurops ursinus)
Kuskus
beruang ukuran tubuhnya hampir seperti kucing atau bahkan bisa lebih besar. Warna tubuh jantan dan betina tidak ada perbedaan. Panjang ekor hampir
sama panjang dengan panjang tubuh, bagian ekor ditumbuhi rambut dari pangkal sampai lebih dari setengah
panjang total ekor, sisa ujung ekor yang tidak ditumbuhi rambut berwarana
hitam, ujung ekor ini sangat kuat dan dapat digunakan untuk
bergelantungan atau melilit batang dahan pohon saat mencari makan (prehensil)
dan dapat digunakan sebagai alat untuk menggantung yang menahan seluruh beban
tubuh saat dengan posisi kepala di bawah saat mencari makan di pohon.
Daun telinga pendek, hampir tidak terlihat karena
tersembunyi dibawah rambut-rambut kepala, bagian luar dan dalam telinga
berambut. Warna dasar tubuh bagian atas adalah hitam pucat dengan rambut bagian
punggung berwarna coklat kehitaman, beberapa rambut bagian tubuh lain berwarna
kuning kecoklatan atau lebih pucat.
Penyebaran kuskus di Indonesia hanya terbatas di wilayah
Indonesia Timur yaitu meliputi Pulau Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan Timor.
Kuskus beruang merupakan spesies yang paling besar dan paling primitif diantara
famili phalangeridae lainnya yang sangat berbeda dengan kuskus kerdil yang
ukuran tubuhnya relatif kecil tapi pintar dan kuskus beruang hanya ditemukan di
Kepulauan Sulawesi dan sekitarnya. Oleh karena itu kuskus ini merupakan salah
satu satwa endemik Indonesia Timur. Kuskus ini tergolong satwa yang biasa hidup
di atas pohon (arboreal) yang banyak berlindung dibawah kanopi pohon-pohon di
hutan dataran rendah, aktif sepanjang hari, dan umumnya dijumpai berpasangan
(Tarmudji dan MacKinon, 1980). Penyebaran kuskus
beruang di Indonesia meliputi Pulau Sulawesi, Peleng, Talaud, dan Malange,
dengan habitatnya adalah hutan dataran rendah hingga ketinggian 2000 meter. Kuskus
betina memiliki kantung yang terletak pada kulit perutnya, berkembang dengan
baik, membuka ke arah depan , dan mempunyai empat puting susu. Lama masa
kebuntingan pada satwa ini sangat singkat yaitu kira-kira satu bulan. Saat
dilahirkan bayi kuskus masih berbentuk mudigah (embrio) yang secara alami akan
merayap menuju kantung induknya, berdiam dalam kantung dan akan mengisap puting
susu induknya untuk selama 6-7 bulan. Setelah masa itu anak kuskus akan mulai
belajar memakan pakan seperti yang dimakan oleh induknya. Dwiyahreni
et al. (1999) melaporkan bahwa habitat aslinya kuskus beruang menggunakan
waktunya sebanyak 63,4% untuk istirahat dan tidur, 23% untuk merawat tubuh,
7,5% untuk berpindah tempat, 5,6% untuk makan, dan 0,4% untuk aktivitas sosial. Tetapi pada saat
musim kawin mereka akan hidup dalam kelompok kecil yang berisi induk dan
anak-anaknya.
Pergerakan kuskus beruang tergolong tidak
biasa. Kuskus beruang akan menggunakan ekornya untuk mencengkeram ranting pada
saat berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Mungkin kita akan sedikit
kesulitan untuk menemukannya di alam liar karena selain dia tinggalnya di atas
pohon, binatang unik ini juga
termasuk binatang yang pendiam. Bahkan dia tidak akan bersuara kalau tidak
merasa terganggu atau terancam.
Hal lain yang unik yang dimiliki oleh hewan pohon ini
adalah kegemarannya tidur.
Makanan kuskus
Beruang adalah daun-daun muda. Bunga-bungaan dan buah masih mentah. Kuskus
beruang suka daun muda karena lebih mudah dicerna dan lebih sedikit racunnya.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Diprotodontalia
Family : Phalangeridae
Genus : Ailurops
Species : Ailurops ursinus
Sumber
:
Tarmudji
& James G. MacKinnon, 1980. "Several Tests for Model Specification in the
Presence of Alternative Hypotheses," Working Papers 378, Queen's University, Department
of Economics.
Dwiyahreni,
A.A., Kinnaird, M.F., O’Brien, T.G., Supriatna,J. and Andayani, N. 1999. Diet
and activity of the bear cuscus, Ailurops ursinus, in North Sulawesi,
Indonesia. Journal of Mammalogy. 80:905-912.
No comments:
Post a Comment