BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LAYANAN
PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KLASIKAL
A.
Kompetensi
dan tujuan
Kompetensi
peserta pelatihan
Peserta
terampil mempraktikkan oelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Indicator
ketercapaian kompetensi
1.
Menyusun
rencana pelayanan peminatan melalui pelayanan klasikal.
2.
Melaksanakan
pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
3.
Melakukan
penilaian pelaksaaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Kegiatan pelatihan
1.
Simulasi
menyusun rencana layanan peminatan melalui layanan klasikal.
2.
Simulasi
pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
3.
Simulasi
penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Tujuan pelatihan bimbingan klasikal
1.
Sikap.
kreatif dalam merencanakan dan
menilai penilaian peminatan melalui pelayanan klasikal.
2.
Pengetahuan
prosedur pelayanan peminatan melalui
layanan klasikal.
3.
Keterampilan
merencanakan, melaksanakan dan
menilai pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
B.
Uraian
materi
Bimbingan klasikal digunakan sebagai
strategi pemberian informasi tentang jenis persyaratan, criteria, kuota
disatuan sekolah. Bisa juga sebagai strategi menyelesaikan permasalahan yang
dialami oleh banyak peserta didik. Layanan peminatan peserta didik merupakan
program BK yang berada dalam komponen program layanan perencanaan individual
atau berada dalam lingkup bidang bimbingan karir.
Layanan ini meliputi layanan
pemilihan dan penempatan, layanan pendampingan, pengembangan dan penyaluran,
serta evaluasi dan tindak lanjut.
1.
Hakikat
bimbingan klasikal
Penjelasan pasal 56 (6) PP No.74
tahun 2008 bahwa yang dimaksud dengan mengampu layanan BK adalah pemberian
perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan peserta didik, yang dapat
dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap mukaterjadwal dikelas dan layanan
perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan.
Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada
peserta didik sejumlah satuan kelas dikelas atau suatu layanan bimbingan yang
diberikan oleh guru bimbingan atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam
satuan kelas yang dilaksanakan dikelas. Bimbingan klasikal merupakan salah satu
strategi pemberian layanan BK dalam jalur pendidikan formal.
Layanan bimbingan klasikal merupakan
layanan preventif sebagai upaya pencegahan terjadinya masalah yang secara
spesifik diarahkan pada proses yang proaktif. Berdasarkan model ASCA
(asosiasinya konselor sekolah konselor di Amerika) bimbingan klasikal merupakan
bentuk kegiatan yang termasuk kedalam komponen layanan dasar. Komponen layanan
dasra bersifat developmental, sistematik, terstruktur dan disusun untuk
meningkatkan kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karir. Layanan dasar
merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta didik, tanpa mengenal
perbedaan gender, rasa atau agama, mulai taman kanak-kanak sampai tingkat kelas
3 SLTA (K-12) disajikan melalui kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan dalam bidang belajar, pribadi, sosial, dan karir peserta didik.
2.
Tujuan
dan Manfaat Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal sebagai satu
strategi dalam layanan BK memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas
pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral
spiritual). Sehingga dapat mencapai tujuan pemdidikan. Tujuan pendidikan
nasional dalam UU No.20 sisdiknas tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dsiri, kepribadia, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat.
Dalam konteks peminatan, secara
spesifik pelayanan bimbingan mempunyai tujuan agar peserta didik dapat :
1)
Dapat
merencanakan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa
yang akan datang.
2)
Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3)
Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya.
4)
Mengatasi
hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyelesaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Bimbingan klasikal disajikan oleh guru BK dengan menggunakan
beberapa teknik bimbingan kelompok sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan
mempertimbangkan situasi dinamika kelompok untuk menciptakan manfaat antara
lain sebagai wadah atau media :
a)
Terjalinnya
hubungan emosional antara guru BK dengan peserta didik yang bersifat mendidik
dan membimbing.
b)
Terjadinya
komunikasi langsung antara guru BK dengan peserta didik yang memberikan
kesempatan bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau curhat
dikelas.
c)
Terjadinya
tatap muka, dialog dan observasi guru BK terhadap kondisi peserta didik dalam
suasana belajar dikelas.
d)
Pemahaman
terhadap pikiran, perasaan, kehendak dan perilaku peserta didik sebagai upaya
pencegahan, penyembuhan, perbaikan, dan pemeliharaan pengembangan.
3.
Proses
Menyusun Materi Bimbingan Klasikal
Layanan bimbingan klasikal bukanlah
kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran
yang dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan merancang suatu
aktivitas yang memanfaatkan dinamika kelompok yang dapat menumbuhkan kompetensi
kemandirian untuk mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang belajar,
pribadi, sosial dan karir. Ruang lingkup materi untuk mengembangkan kompetensi
dalam bidang belajar pribadi, sosial dan karir dapat diturunkan berdasarkan
standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD), asumsi teori perkembangan
(kondisi ideal berdasarkan tugas perkembangan) dan kebutuhan individu yang
diyakini memiliki arti penting bagi perkembangan peserta didik, hasil amatan
langngsung guru BK serta materi yang didasarkan pada kebijakan sekolah harus
diberikan kepada peserta didik.
4.
Strategi
Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal diberikan dikelas
dengan materi yang dipersiapkan melalui perancangan pelaksanaan layanan BK
(RPL) dan memperhatikan aktivitas agar terjadi interaksi yang membimbing antara
guru BK dengan peserta didik dan proses belajar antar konseli.
Leuwis dan William tahun 1994
menunjukkan bahwa sejak abad ke-20 telah terjadi perpindahan dari pendidikkan
abstrak formal kearah yang lebih berbasis pada pengalaman.
Strategi
Bimbingan Klasikal dengan Belajar Berbasis Pengalaman.
1)
Perancangan
Fase perancangan ini melibatkan
upaya diawal oleh guru BK untuk mengatur panggung pengalaman. Termasuk dalam
tahap ini adalah spesifikasi tujuan bimbingan, produksi atau pemilihan kegiatan
bagi peserta, identifikasi factor yang mempengaruhi belajar peserta didik dan
penciptaan skema untuk implementasi.
2)
Pelaksanaan
Fase ini melibatkan
kegiatan memelihara dan mengendalikan rancangan.
3)
Penilaian
Evaluasi dilakukan oleh guru BK
namun penekanannya pada penyediaan kesempatan bagi peserta didik untuk
mengevaluasi pengalamannya sendiri.
4)
Balikan
Umpan balik harus menjadi proses
terus-menerus dari pengenalan pra-pengalaman sampai dengan pengalaman akhir.
5.
Langkah-langkah
bimbingan klasikal
Pemberian layanan bimbingan klasikal
dilakukan oleh guru BK meliputi materi bimbingan belajar karir, pribadi dan
sosial. Isi materi sajian berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan pencapaian tujuan pendidikan nasional sebgaimana yang dituangkan
dalam undang-undang sisdiknas No.20 tahun 2003 yaitu, pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Disamping itu perlu diperhatikan tentang falsafah negara yaitu pancasila
yang didalamnnya terkandung nilai-nilai luhur dalam sila-sila pancasila serta
agama.
Kondisi mendesak bimbingan klasikal
dapat diberikan oleh konselor sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya dapat
dilakukan dalam lima langkah, yaitu menentukan tujuan, melakukan pra asessmen,
membuat program yang objektif dan konkrit, membuat desain aktivitas
intruksional, dan melakukan evaluasi (FALL, 1994; Patrick Akos; Caroline R
Cockman; Cindy A Strickland 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR
DALAM BIMBINGAN KLASIKAL
Guru bimbingan dan konseling atau konselor
bertanggung jawab penuh dalam membangun atau melaksanakan, memanage (mengatur
atau mengelola) dan memimpin proses layanan yang diberikan kepada seluruh
peserta didik. Disamping itu juga dapat bekerjasama dengan guru mata pelajaran
ketika membangun atau melaksanakan, mengatur atau mengelola dan memimpin
kegiatan. Pendekatan kolaboratif dipandang lebih efektif karena guru mata
pelajaran diasumsikan telah memiliki kedekatan dan keterampilan dalam mengelola
kelas. Untuk dapat memainkan peran secara optimal maka guru bimbingan dan
konseling atau konselor hendaknya memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian
yang terpuji, keterampilan teknik layanan yang memadai dan perfomance yang
menarik.
Berpengetahuan luas dimaksudkan untuk memberikan
kepuasan peserta didik dalam memberikan informasi atas pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh peserta didik namun disamping itu hendaknya memiliki
penguasaan dan pemahaman secara mendalam tentang apa yang akan diberikan kepada
peserta didik secara tatap muka dikelas. Ciri kualitas pribadi konselor yang
efektif adalah perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kesejahteraan orang
lain, kemampuan dan kehendak yang berada dalam kegembiraan dan kesejahteraan
konseli, pengenalan dan penerimaan terhadapa kekuatan dan vitalitas seseorang,
menemukan gaya konselinya sendiri, kesediaan untuk mengambil resiko,
menghormati dan menghargai diri, perasaan untuk dibutuhkan orang lain,
bertindak sebagai model konseli, beresiko terhadap kesalahan yang diperbuat dan
mengakui kesalahannya, berorientasi pada pertumbuhan, dan memiliki rasa humor.
Kualitas konselor meliputi: pengetahuan tentang diri sendiri, kecakapan,
kejujuran, kekuatan, kehangatan, pendengar yang aktif, kesabaran, kepekaan,
kebebasan dan kesadaran holistik.
Disamping itu, kepribadian konselor yang diharapkan
adalah beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani,
sebagai teladan dalam kehidupan, dipercaya, berpengetahuan luas, peka,
bijaksana, teliti, dapat memahami konseli, dapat memahami perbedaan individu,
mengutamakan konseli, cerdas, jujur, ramah, mudah bergaul, bersedia mengakui
kesalahan, terbuka untuk perubahan positif dan maju, bertanggung jawab, sungguh
– sungguh, sabar dan ikhlas. Selain itu, konselor mampu menyusun persiapan,
mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman dalam kelas, mampu memberikan arahan,
serta manfaat belajar bagi peserta didik atau konseli dan IPTEK, mampu memilih
dan menerapkan metode taknik yang tepat bagi peserta didik, memberi umpan balik
secara tepat, menunjukan penampilan diri yang rapih, bersih, suci , sederhana,
mampu melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
Bimbingan klasikal tidak hanya terbatas
penyampaiannya pada satu atau dua permasalahan, akan tetapi mencakup berbagai
masalah yang ada di sekolah. Untuk dapat melaksanakan bimbingan klasikal yang
baik konselor hendaknya menerapkan prinsip BK yang dapat membangun interaksi psychopedagogik. Hal ini dimaksudkan
untuk terbangunnya komunikasi yang harmonis dan mempunyai arti penting bagi
tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal.
Dalam interaksi
dengan peserta didik konslor hendaknya menerapkan prinsip BK yang meliputi:
1)
Menghargai
peserta didik
2)
Menciptakan
suasana hangat
3)
Bersikap empati
kepada peserta didik
4)
Bersikap terbuka
terhadap peserta didik
5)
Mengakui bahwa
peserta didik berpotensi
6)
Mengakui bahwa
peserta didik itu unik dan dinamis
7)
Tidak membanding
– bandingkan peserta didik
8)
Tidak mudah
mengkualifikasikan peserta didik.
2.2
MENYUSUN RENCANA, MELAKSANAKAN PRAKTIK BIMBINGAN
KLASIKAL DAN MENGEVALUASI SERTA TINDAK LANJUT PROGRAM PEMINATAN PESERTA DIDIK
Layanan program ini yang berupa pemberian informasi
yang berkaitan pemilihan dan penetapan peminatan dan pendampingan serta
pengembangan dapat digunakan strategi bimbingan klasikal dengan tahap yang
dilakukan meliputi menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta tindak
lanjut.
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan Binbingan
Klasikal
Rancangan
disusun menggunakan format yang mudah dilaksanakan, materi dipilih berdasarkan
(hasil amatan guru bimbingan dan konseling, analisis kebutuhan peserta didik
menggunakan instrument tertentu, asumsi teori yang diyakini mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan peserta didik, kebijakan sekolah/pemerintah yang harus
diberikan kepada peserta didik), metode layanan berpusat pada peserta didik
aktif menemukan pengalaman belajar, dan evaluasi proses dan hasil.
b. Melaksanakan Praktik Bimbingan Klasikal
Berdasarkan
persiapan yang disusun dan selama proses meaksanakan bimbingan klasikal konselor
memiliki penguasaan yang mendalam materi yang akan disampaikan, mempunyai
percaya diri, berbusana yang sopan/menarik, dan menerapkan prinsip bimbingan
dalam melaksanakan interaksi dengan peserta didik.
c. Mengevaluasi dan Tindak Lanjut
Keberhasilan layanan
bimbingan klasikal dapat diketahui melalui penguasaan materi yang telah
diberikan kepada peserta didik, terjadi perubahan sikap dan pengetahuan pada
diri peserta didik. Untuk itu, perlu diberikan pertanyaan pertanyaan tentang materi yang diberikan dan
diharapkan perlu dilakukan oleh peserta didik.
2.3 LAYANAN
PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Kompetensi dan
Tujuan
1. Kompetensi
Peserta Latihan
Peserta terampil mempraktikan pelayanan peminatan
melalui layanan bimbingan kelompok.
2. Indikator
Pencapaian Kompetensi
Setelah latihan ini, peserta:
1. Menyusun rencana pelayanan peminatan melalui layanan
kelompok
2. Melaksanakan pelayanan peminatan melalui layanan
kelompok
3.
Melakukan
penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan kelompok
3. Kegiatan
Pelatihan
1. Simulasi menyusun rencana pelayanan peminatan
melalui bimbingan kelompok
2. Simulasi pelaksanaan pelayanan peminatan melalui
bimbingan kelompok
3. Simulasi penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan
melalui bimbingan kelompok
4.
Tujuan Pelatihan Bimbingan Kelompok
Perubahan yang
diharapkan dari pelatihan ini adalah:
1. Sikap: Peserta bersikap kreatif dalam merencanakan,
melaksanakan dan menilai pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok.
2. Pengetahuan: Peserta memahami prosedur pelayanan
peminatan melalui bimbingan kelompok
3. Keterampilan: Peserta mampu merencanakan,
melaksanakan dan pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok
5. Uraian Materi
Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang
berada dalam proses perkembangan yaitu perkembangan ke arah kematangan atau
kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan
bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman/wawasan tentang diri
dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Dengan kata
lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linear, lurus,
atau searah dengan potensi, harapan dan nilai – nilai yang dianut.
Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifatyang melekat pada
lingkuangan adalah perubahan yang terjadi dalam lingkungan dan dapat
mempengaruhi gaya hidup. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi,
atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan lahirlah kesenjangan perkembangan
perilaku peserta didik, seperti stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah –
masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Kesenjangan perkembangan tersebut
diantaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota – kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi,
pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat.
Penampilan perilaku remaja yang menyimpang seperti
maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD, penyalahgunaan alat
kontrasepsi, minuman keras, dan obat – obatan terlarang yang tak terkontrol,
ketidakharmonisan dalam keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat tidak
diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang
dicita – citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20
Tahun 2003, yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2)
berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki
kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mandiri, serta (6)
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut
mempunyai implikasi imperatif (yang mengaharuskan) bagi semua tingkat satuan
pendidikan untuk senantiasa dalam proses pendidikannya secara bermutu ke arah
pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku – perilaku
yang tidak diharapkan seperti mengambangkan potensi peserta didik dan
memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar
kompetensi kemandirian.
6. Hakekat
Bimbingan Kelompok
Bimbingan dan konseling merupakan strategi untuk
memfasilitasi perkembangan positif siswa – siswi di sekolah dalam semua aspek.
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki pengaruh sinergik dalam mengambangkan
pertumbuhan sosial dan emosional positif siswa untuk meningkatkan hasil
perkembangan akademik dan karir.
Bimbingan kelompok melibatkan beberapa orang yang
bertemu dalam kelompok dimana setiap orang mendiskusikan masalahnya. Ini
merupakan cara yang efektif dalam merespon berbagai kebutuhan siswa yang
dilakukan dalam kelas. Maksud program ini untuk memenuhi kebutuhan
perkembangannya dan untuk menerapkan program – program pencegahan maupun
masalah yang dihadapi.
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan khusus anggota dan memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk
mengembangkan dan mengeksplorasikan tujuan serta meningkatkan perubahan positif
dalam suasana yang saling berbagi dan saling mendengarkan.
7. Tujuan Bimbingan
dan Konseling
Tujuan pelayanan bimbingan secara umum adalah agar
peserta didik dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. Mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja. Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus
mendapat kesempatan yaitu: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan
tugas perkembangan, (2) mengenbal dan memahami potensi/peluang yang ada
dilingkungan, (3) mengenal dan menentukan tujuan rencana hidupnya serta rencana
– rencana pencapaian tujuannya, (4) memahami dan mengatasi kesulitan sendiri,
(5) menggunakan kemampuan untuk kepentingan dirinya, kepentingan, lembaga
tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan
tuntutan dari lingkungannya, (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimiliki secara optimal. Bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat
mancapai tugas – tugas perkembangannya melalui pribadi sosial, belajar
(akademik), dan karir.
a.
Tujuan yang terkait dengan aspek perkembangan
pribadi – sosial peserta didik yang terkait dengan peminatan.
1.
Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
2.
Memiliki sikap
positif atau respek terhadap orang lain
3.
Memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
4.
Memiliki rasa
tanggung jawab
5.
Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial (human
relationship)
6.
Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik internal maupun eksternal
7.
Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif
b.
Tujuan perkembangan akademik yang terkait peminatan
adalah sbb
1.
Memiliki
kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar
2.
Memiliki sikap
dan kebiasaan belajar yang positif
3.
Memiliki motif
yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
4.
Memiliki
keterampilan atau teknik belajar yang efektif
5.
Memiliki
keterampilan untuk menerapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
6.
Memiliki
kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian
c.
Tujuan perkembangan karir yang terkait peminatan
adalah sbb:
1.
Memiliki
kemampuan, minat dan kepribadian yang terkait dengan pekerjaan
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi
karir
3.
Memiliki sikap
positif terhadap dunia kerja
4.
Memahami
relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
5.
Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara mengenali ciri – ciri
pekerjaan, kemampuan, lingkungan sosialpsikologis, prospek kerja, kesejahteraan
kerja.
6.
Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan
7.
Dapat membentuk
pola – pola karir
8.
Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat.
9.
Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan karir
8. Topik – Topik
dan Pihak Yang Mendukung Bimbingan Kelompok
Ada banyak pandangan mengenai apa saja topik yang
perlu dikaji. Pandangan pertama mengatakan bahwa topik
tersebut menjawab pertanyaan – pertanyaan: Siapakah saya? Bagaimana saya dapat
berubah jika perubahan itu diperlukan? Siapa yang dapat membantuku dan
bagaimana membantunya? Apakah saya perlu belajar? Kemana aku melanjutkan studi
dan bekerja?
Pandangan kedua, dalam kaitan bidang
boimbingan dan konseling disebutkan bahwa dalam perkembangan
pribadi – sosial siswa harus mampu sebagai individu dan sebagai anggota.
Dalam hal perkembangan akademik, siswa diharapkan mampu menerapkan
keterampilan – keterampilan untuk mencapaui prestasi tinggi dibidang
pendidikan. Dalam hal perkembangan karir, siswa diharapkan mampu
menerapkan keterampilan eksplorasi dan perencanaan karir dalam mencapai tujuan
karir
Pandangan
ketiga¸dilihat
dari satuan pendidikan, topik – topik dapat dipilah menjadi topik untuk peserta
didik di SD, SMP, SMA/SMK. Topik di SD antara lain memahami diri dan orang
lain. Topik di SMP antara lain keberhasilan akademik, keterampilan sosial,
mediasi konflik, menghargai perbedaan, keterampilan keamanan pribadi,
eksplorasi dan perencanaan karir, perencanaan pendidikan. Topik di SMA/SMK
antara lain keberhasilan akademik, rencana pendidikan lanjut, pilihan – pilihan
pasca sekolah, keterampilan sosial, dan menghargai perbedaan.
Secara
rinci tujuan pelayanan ini dirumuskan sebagai upaya untuk membantu peserta
didik agar memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya, mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri, mampu menangani atau
memenuhi kebutuhan dan masalahnya, mampu mengambangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.
9.
Fokus
Pengembangan
Untuk
mencapai tujuan dalam bimbingan kelompok sesuai topik yang dibahas, fokus
prilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan
karir. Materi pelayanan dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kopetensi
yang telah ditentukan, antara lain mencangkup pengembangan:
1.
Self-Esteem
2.
Motivasi berprestasi
3.
Ketrampilan pengambilan keputusan
4.
Keterampilan pemecahan masalah
5.
Keterampilan hubungan antar pribadi atau
komunikasi
6.
Penyadaran keragaman budaya
7.
Prilaku bertanggung jawab
Hal-hal yang terkait
dengan perkembangan karir, mencakup pengembangan:
1.
Fungsi agama bagi kehidupan
2.
Pemantapan pilihan program studi
3.
Keterampilan kerja profesional
4.
Kesiapan pribadi dalam menghadapi
pekerjaan
5.
Perkembangan dunia kerja, dll.
Pelaksanaan BK yang berkualitas
tinggi memanfaatkan berbagai kalangan yang terlibat dalam program ini. Mereka
yang terlibat dalam program BK adalah orang tua, siswa, guru, kepala sekolah
dan staf lainnya.
Konselor memiliki tanggung jawab
yang jelas, menghapus fungsi non bimbingan dan lebih berkonsentrasi untuk
memberikan BK melalui program yang seimbang untuk semua siswa. Fokus kerja
konselor yang utama adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dengan
menghilangkan hambatan belajara siswa. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
dilaksanakan oleh guru BK atau konselor sekolah bersertifikat dengan dukungan
para guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, siswa, dan orang tua
secara kolaburatif.
10.
Prosedur
Bimbingan Kelompok
Proses bimbingan kelompok menganut
pristiwa belajar kolaburatif yang berdasarkan atas 3 prinsip utama, yaitu:
1.
Keterampilan koorperatif diajarkan,
dipraktikan, dan balikan diberikan pada bagaimana sebaiknya
keterampilan-keterampilan digunakan
2.
Kelompok didorong untuk menjadi kelompok
yang kohessif
3.
Individu diberi tanggung jawab untuk
belajar dan melakukan aktifitas
Atas dasar prinsip diatas, maka
untuk dirancang bimingan kelompok perlu memperhatikan dimensi kolaburatif yang
ditujukan pada pembentukan keterampilan koorpratif. Ada 4 keterampilan
koorpratif yang harus dipelajarai dalam belajar koloburatif, yaitu:
1.
Tahap membentuk kelompok
2.
Tahap inti sebagai kelompok
3.
Sebagai pemecahan masalah
4.
Mengelola perbedaan
5.
Tugas menyusun rencana
11.
Tugas
Menyusun Rencana, Melaksanakan Praktik Bimbingan Kelompok, dan Menilai serta
Tindak Lanjut Peminatan Peserta Didik
a.
Menyusun
rencana bimbingan kelompok
Pilih diantara topic tersebut diatas, susunlah rencana bimbingan
kelompok dalam format satuan layanan bimbingan kelompok.
b.
Melaksanakan
praktik bimbingan kelompok
Satuan layanan
bimbingan kelompok yang telah disusun dilaksanakan secara simulasi tersupervisi
dalam kelompok kecil kurang lebih 10 orang
c.
Menilai
dan tindak lanjut peminatan peserta didik
Makna penilaian
dalam latihan praktek bimbingan kelompok ini lebih bersifat evaluasi diri untuk
perbaikan pada praktek-praktek selanjutnya.
2.4 LAYANAN PEMINATAN DENGAN KONSELING INDIVIDUAL
1.
Tujuan
dan manfaat konseling individual dalam layanan peminatan
Ada
empat tahap menginterpretasikan hasil asesmen
a)
Tahap
pertama persiapan konselor guna interpretasi hasil asesmen. Konselor harus
menyediakan waktu sejenak untuk meyakinkan dirinya bahwa dirinya dapat
mengenali sepenuhnya tes atau non tes yang dihadapi. Mengenali sepenuhnya makna
skor hasil asesmen, mengenali bagaimana hasil tes dapat diintegrasikan dengan
data lain.
b)
Tahap
kedua menyiapkan siswa sebagai konseli untuk melakukan interpretasi hasil
asesmen.
c)
Tahap
ketiga penyampaian informasi secara nyata guru BK dianjurkan untuk memegang
pikirannya akan tujuan asesmen, melaporkan skor tetapi menjelaskan adanya
kemungkinan kesalahan pengukuran.
d)
Tahap
keempat konselor mendiskusikan hasil asesmen pada pertemuan tindak lanjut.
2.
Proses
menemukan masalah yang membentuk layanan konseling individual
Masalah yang
dialami siswa dan membutuhkan konseling dibutuhkan dari hasil asesmen atau
setelah ditempatkan dipeminatan tertentu siswa tidak mendapatkan kepuasan.
Penggunaan hasil informasi asesmen bertalian dengan pembuatan keputusan dan
perencanaan yang dapat dipilih menjadi :
a.
Mengidentifikasi
kemungkinan arah tindakan
b.
Evaluasi
dua pilihan atau lebih
c.
Mengetes
kecocokan pilihan, rencana, atau keputusan sementara.
d.
Klarifikasi
dan pengembangan konsep diri
3.
Strategi
konseling individual dalam layanan peminatan
Pada hakikatnya
semua pendekatan konseling bisa digunakan untuk membantu siswa dalam layanan
peminatan. Apakah konselor akan menerapkan konseling realitas, konseling
rasional emotif, konseling berfokus solusi, konseling trait dan factor semuanya
bisa diterapkan. Dalam era sekarang tampaknya mengandalkan pandangan trait dan
factor semata tidak mencukupi. Berbagai tekhnik kreatif, impact dan metafora
dengan berbagai variasinya perlu dikuasai konselor untuk mendukung bantuannya
pada konseli.
4.
Langkah-langkah
konseling individual dalam layanan peminatan
Konseling
berlangsung dalam enam langkah pokok yaitu, analisis, sintesis, diagnosis,
prognosis, konseling, dan follow up. Diawal konseling selalu dilakukan
penciptaan rapot dimaksudkan untuk menciptakan hubungan baik, suasana hangat
bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi yang bersifat
mengancam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan hubungan baik
antara lain :
1)
Reputasi
konselor khususnya dalam kompetensi
2)
Penghargaan
dan perhatian konselor
3)
Kemampuan
konselor dalam menyimpan rahasia
a.
Analisis
Analisis
merupakan langkah awal konseling yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
tentang diri konseli dan latar kehidupannya. Ada enam alat untuk mengumpulkan
data yaitu, catatan komulatif, wawancara, format distribusi waktu,
autubiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
b.
Sintesis
Atas dasar
analisis diatas dilakukan sintesis. Sintesis merupakan usaha merangkum,
mengolongkan serta menghubungkan data yang telah dikumpulkan, sehingga
tergambarkan keseluruhan pribadi konseli. Gambaran kelbihan dan kelemahan
konseli akan dilukiskan dalam tahapan ini.
c.
Diagnosis
Merupakan
langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi konseli atas
dasar gambaran pribadi konseli hasil analisis dan sintesis. Pada tahap ini
dilakukan tiga kegiatan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan
sumber-sumber penyebab masalah (etiologi), dan sekaligus melakukan prognosis.
d.
Prognosis
Williamson
menyatakan bahwa prognosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari
diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.
e.
Konseling
Konseling dapat
dipandang sebagai keseluruhan proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat
dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling yang dipersamakan dengan
treatmen.
f.
Follow
up
Langkah follow
up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif yang
dipilih untuk dikembangkan dan tindak lanjut dari alternative yang telah
dilaksanakan dilapangan.
5.
Peran
Siswa dan Guru BK dalam Layanan Konseling Individual
Secara lebih
rinci konseling ini didasarkan sejumlah asumsi yang diambil dari tradisi
psikologi diferensialyaitu :
a.
Individu
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam berbagai aspek perilakunya.
b.
Dalam
keterbatasan factor genetic, tingkah laku dapat diubah, dan dapat diubah dalam
batas-batas fungsi organism dan lingkungan.
c.
Ciri-ciri
tingkah laku individu cukup konsisten sehingga memun gkinkan dilakukan
generalisasi dalam mendeskripsikan tingkah laku dari waktu ke waktu.
d.
Tingkah
laku individu merupakan hasil dari statusnya sekarang, pengalaman-pengalaman,
seting sosial, dan fisik mereka.
e.
Tingkah
laku manusia dapat dikonseptualisasikan atas dasar abilitas, kepribadian pada
umumnya, dan temperamental serta motivasi pada umumnya.
f.
Konflik
sosial dan interpersonal diperlukan dan tidak dapat dielakkan, dan dapat
bersifat konstruktif maupun destruktif.
Atas dasar asumsi-asumsi diatas maka perlu dikenali peran siswa
atau konseli dan peran guru BK sbb:
a.
Peran
konseli
1)
Selama
konseling
·
Bersedia
belajar memahami dirinya sendiri dan mengarahkan diri.
·
Bekerja
sama dengan konselor dan bersedia mengikuti arahan konselor dalam proses
pengubahan.
2)
Setelah
konseling
·
Melaksanakan
keputusan yang telah diambil dari konseling.
b.
Peran
konselor
1)
Sikap
konselor
·
Menempatkan diri sebagai guru
·
Yakin
terhadap asumsi konseling yang efektif
2)
Keterampilan
konselor
·
Memanfaatkan
teknik pemahaman individu
·
Menerapkan
strategi pengubahan perilaku.
6.
Menyusun
Rencana, Melaksanakan Praktik, Menilai Proses dan Hasil Konseling Individual
a.
Menyusun
rencana konseling individual
a)
Temukan
peserta didik yang membutuhkan konseling
b)
Tulisakn
potret peserta didik yang bersangkutan dengan jalan mengemukakan data yang
tersedia dari latihan asesmen sebelumnya.
c)
Atas
dasar temuan tugas dua kemukakan perkiraan alternative penyelesaian
masalahnya berdasarkan beberapa strategi yang telah dikuasai.
d)
Lakukan
konseling secara simulative atas masalah yang telah dikemukakan.
b.
Melaksanakan
konseling individual
a)
Lakukan
konseling individual
b)
Gunakan
lembar refleksi diri untuk mencatat hal-hal penting setelah konseling
berlangsung.
c)
Kolega
diminta mengisi lembar pengamatan
d)
Diskusikan
hasil praktek konseling
c.
Menilai
dan menindak lanjuti peminatan peserta didik
Makna penilaian
dalam pelatihan praktik konseling individual ini lebih bersifat evaluasi diri
untuk perbaikan pada praktik-praktik selanjutnya.
7.
Konsep
dan strategi layanan bimbingan dan konseling
a.
Konsep
layanan bimbingan dan konseling
Guru bimbingan
dan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling.
Layanan
bimbingan dan konseling adalah kegiatan bimbingan dan konseling atau konselor
dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan
bimbingan dan konseling
b.
Komponen
layanan bimbingan dan konseling
1.
Jenis
layanan yang meliputi
a.
Layanan
orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru
b.
Layanan
informasi yaitu layanan bimbingan dan kponseling yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial dan belajar.
c.
Layanan
penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas
d.
Layanan
penguasaan konten yaitu layanan bimbingan konseling yang mem,bantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan kebiasaan dalam
melakukan.
e.
Layanan
konseling perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
f.
Layanan
bimbingan kelompok yaitu layanan BK yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi.
g.
Layanan
konseling kelompok yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah.
h.
Layanan
konseling yaitu ylayanan BK yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan.
i.
Layanan
mediasi yaitu layanan bk yang membantu peserta didik dalam menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan
2.
Kegiatan
pendukung layanan meliputi
a.
Aplikasi
intrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa dan
lingkungannya.
b.
Himpunan
data yaitu kegiataan menghimpundata yang relefan dengan pengembangan
pesertadidik
c.
Konferensi
kasus yaitu kegiatan pembahas permasalahan pesertadidik dalam pertemuan kusus
yang di hadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data
d.
Kunjungan
rumah yaitu kegiatan yang memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
tertuntaskannya masalah.
e.
Tampilan
kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka.
f.
Alih
tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik.
3.
Format
pelayanan meliputi:
a.
Individual
yaitu kegiatan bk yang melayani perorangan
b.
Kelompok
yaitu format kegiatan bk yang melayani sejumlah pesertadidik melalui dinamika
kelompok.
c.
Klasikal
yaitu format kegiatan bk yang melayani sejumlah pesertadidik dalam satu kelas.
d.
Lapangan
yaitu format kegiatan bk di luar kelas.
e.
Pendekatan
kusus yaitu format kegiatan bk yang melayani kepentingan pesertadidik.
f.
Jarak
jauh yaitu format kegiatan bk yang melayani siswa melalui media jarak jauh.
c.
Strategi
layanan bimbingan dan konseling
1.
Program
layanan
a.
Program
tahunan yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun
b.
Program
semesteran yaitu program pelayanan bk meliputi seluruh kegiatan selama satu
semester
c.
Program
bulanan yaitu program bk dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
hulan
d.
Program
mingguan yaitu program bk dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
minggu
e.
Program
harian yaitu program layanan bk yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu pada
satu minggu
2.
Penyelenggaraan
layanan
a.
Pelayanan
dasar yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer yaitu kebutuhan makan dan minum
b.
Pelayanan
pengembangan yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya
c.
Pelayanan
arah peminatan yaitu pelayanan secara khusus tertuju kepada peminatan atau
lintas minat pendalaman minat peserta diddik sesuai dengan konstruk dan isi
kurikulum
d.
Pelayanan
teraputik yaitu pelayanan untuk menangani permasalahan yang diakibatkan oleh
gangguan terhadap pelayanan dasar
e.
Pelayanan
diperluas yaitu pelayanan dengan sasaran diluar dari siswa dalam suatu
pendidikan seperti personal satuan pendidikan
3.
Waktu
dan posisi pelaksaan pelayanan
a.
Semua
kegiatan mingguan (kegiatan layanan / pendukung bk)
1.
Didalam
pembelajaran
a.
Kegiatan
tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam
tiap kelas
b.
Volume
kegiatan tatap muka klasikal adalah dua jam per kelas
c.
Kegiatan
tatap muka non klasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi
kegiatan konferensi kasus
2.
Diluar
jam pembelajaran
a.
Kegiatan
tatap muka non klasikal dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling
perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok
b.
Satu
kali kegiatan layanan konseling diluar kelas
c.
Kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling diluar jam pembelajaran satuan pendidikan
maksimum
b.
Program
pelayanan bk pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh guru bk atau
konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesenambungan program antar
kelas dan antar jenjang kelas
c.
Pihak
yang terlibat
1.
Pelaksana
pelayanan bk pada SD,MI atau SDLB
a.
Guru
kelas sebagai pelaksana pelayanan bk
b.
Pada
satu SD atau sejumlah SD dapat di angkat sebagai guru bk
2.
Pelaksana
bk pada SMP,MTS.
a.
Pada satu SMP di angkat sejumlah guru bk dengan
rasio 1:150
b.
Jika
di perlukan guru bk dapat di minta bantuan untuk menangani pesertadidik SD
Sebagai pelaksana utama kegiatan layanan bk di suatu pendidikan
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA, guru bk atau konselor wajib menguasai spektrum pelayanan
umumnya.
a.
Pengertian
, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayanan bk profesional
b.
Bidang
dan materi pelayanan bk
c.
Jenis
layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bk
d.
Pendekatan,
metode, teknik, dan media pelayanan bk
e.
Penilaian
hasil dan proses pelayanan bk
f.
Penyusunan
program pelayanan bk
g.
Pengelolaan
dan pelaksanaan program pelayanan bk
h.
Penyusunan
laporan pelayanan bk
i.
Kode
etik profesional bk
j.
Peran
organisasi profesi bk
Guru bk
merumuskan dan menjelaskan kepada pihak-pihak terkait
a.
Sejak
awal bertugas di satuan pendidikan, guru bk, merumuskan secara kongkrit tugas
dan kewajiban meliputi:
1.
Struktur
layanan bk
2.
Program
layanan bk
3.
Pengelolaan
bk
4.
Evaluasi
hasil dan proses pelayanan bk
5.
Tugas
dan kewajiban pokok guru bk
b.
Hal-hal
sebagai mana tersebut pada butir a di
atas di jelaskan kepada siswa, pimpinan dan sejawat pendidik.
c.
Kerja
sama
1.
Dalam
melaksanakan tugas pelayanan bk bekerjasama dengan pihak dalam dan luar
2.
Kerjasama
di atas dalam rangka manajemen bk yang menjadi bagian integral dari manejemen
satuan pendidikan secara menyeluruh
4. Mekanisme pengembangan pembelajaran
Mengingat pedoman umum
pembelajaran memuat unsur-unsur yang juga bersifat umum,di perlukan adanya
teknis lebih lanjut yang dapat di kembangkan oleh direktorat teknis persekolah
dan atau pemangku kepentingan lainya yang terkait
Pengembangan pembelajaran lebih lanjut keadalam panduan teknis
perlu melibatkan pihak para kepala sekolah, guru dan pengawas agar panduan
tersebut dapat dipahami dan diterapkan oleh kepala sekolah dan guru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Guru
bimbingan dan konseling atau konselor bertanggung jawab penuh dalam membangun
atau melaksanakan, memanage (mengatur atau mengelola) dan memimpin proses
layanan yang diberikan kepada seluruh peserta didik.
2.
Bimbingan klasikal tidak hanya terbatas penyampaiannya pada satu atau dua
permasalahan, akan tetapi mencakup berbagai masalah yang ada di sekolah.
3. Tujuan pelayanan bimbingan secara umum adalah agar
peserta didik dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. Mengembangkan seluruh potensi
dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja. Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
3.2 Saran
Dengan adanya
pedoman umum pembelajaran ini diharapkan kurikulum 2013 bisa di implementasikan
dan secara optimal oleh seluruh pemangku kepentingan utamanya para guru mata pelajaran
atau guru kelas.
No comments:
Post a Comment