Monday, April 27, 2015

PERAN KONSELOR DALAM BIMBINGAN KLASIKAL



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LAYANAN PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KLASIKAL
A.    Kompetensi dan tujuan
Kompetensi peserta pelatihan
Peserta terampil mempraktikkan oelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Indicator ketercapaian kompetensi
1.      Menyusun rencana pelayanan peminatan melalui pelayanan klasikal.
2.      Melaksanakan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
3.      Melakukan penilaian pelaksaaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Kegiatan pelatihan
1.      Simulasi menyusun rencana layanan peminatan melalui layanan klasikal.
2.      Simulasi pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
3.      Simulasi penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
Tujuan pelatihan bimbingan klasikal
1.      Sikap.
kreatif dalam merencanakan dan menilai penilaian peminatan melalui pelayanan klasikal.
2.      Pengetahuan
prosedur pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.
3.      Keterampilan
merencanakan, melaksanakan dan menilai pelayanan peminatan melalui layanan klasikal.

B.     Uraian materi

Bimbingan klasikal digunakan sebagai strategi pemberian informasi tentang jenis persyaratan, criteria, kuota disatuan sekolah. Bisa juga sebagai strategi menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh banyak peserta didik. Layanan peminatan peserta didik merupakan program BK yang berada dalam komponen program layanan perencanaan individual atau berada dalam lingkup bidang bimbingan karir.
Layanan ini meliputi layanan pemilihan dan penempatan, layanan pendampingan, pengembangan dan penyaluran, serta evaluasi dan tindak lanjut.

1.         Hakikat bimbingan klasikal
Penjelasan pasal 56 (6) PP No.74 tahun 2008 bahwa yang dimaksud dengan mengampu layanan BK adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap mukaterjadwal dikelas dan layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan. Bimbingan klasikal merupakan suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik sejumlah satuan kelas dikelas atau suatu layanan bimbingan yang diberikan oleh guru bimbingan atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang dilaksanakan dikelas. Bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi pemberian layanan BK dalam jalur pendidikan formal.

Layanan bimbingan klasikal merupakan layanan preventif sebagai upaya pencegahan terjadinya masalah yang secara spesifik diarahkan pada proses yang proaktif. Berdasarkan model ASCA (asosiasinya konselor sekolah konselor di Amerika) bimbingan klasikal merupakan bentuk kegiatan yang termasuk kedalam komponen layanan dasar. Komponen layanan dasra bersifat developmental, sistematik, terstruktur dan disusun untuk meningkatkan kompetensi belajar, pribadi, sosial dan karir. Layanan dasar merupakan layanan yang terstruktur untuk semua peserta didik, tanpa mengenal perbedaan gender, rasa atau agama, mulai taman kanak-kanak sampai tingkat kelas 3 SLTA (K-12) disajikan melalui kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang belajar, pribadi, sosial, dan karir peserta didik.

2.         Tujuan dan Manfaat Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal sebagai satu strategi dalam layanan BK memiliki tujuan untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual). Sehingga dapat mencapai tujuan pemdidikan. Tujuan pendidikan nasional dalam UU No.20 sisdiknas tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dsiri, kepribadia, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat.
Dalam konteks peminatan, secara spesifik pelayanan bimbingan mempunyai tujuan agar peserta didik dapat :
1)        Dapat merencanakan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang.
2)        Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3)        Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4)        Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyelesaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Bimbingan klasikal disajikan oleh guru BK dengan menggunakan beberapa teknik bimbingan kelompok sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan mempertimbangkan situasi dinamika kelompok untuk menciptakan manfaat antara lain sebagai wadah atau media :
a)         Terjalinnya hubungan emosional antara guru BK dengan peserta didik yang bersifat mendidik dan membimbing.
b)        Terjadinya komunikasi langsung antara guru BK dengan peserta didik yang memberikan kesempatan bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau curhat dikelas.
c)         Terjadinya tatap muka, dialog dan observasi guru BK terhadap kondisi peserta didik dalam suasana belajar dikelas.
d)        Pemahaman terhadap pikiran, perasaan, kehendak dan perilaku peserta didik sebagai upaya pencegahan, penyembuhan, perbaikan, dan pemeliharaan pengembangan.

3.    Proses Menyusun Materi Bimbingan Klasikal

Layanan bimbingan klasikal bukanlah kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran sebagaimana mata pelajaran yang dirancang dalam kurikulum pendidikan disekolah, melainkan merancang suatu aktivitas yang memanfaatkan dinamika kelompok yang dapat menumbuhkan kompetensi kemandirian untuk mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang belajar, pribadi, sosial dan karir. Ruang lingkup materi untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang belajar pribadi, sosial dan karir dapat diturunkan berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD), asumsi teori perkembangan (kondisi ideal berdasarkan tugas perkembangan) dan kebutuhan individu yang diyakini memiliki arti penting bagi perkembangan peserta didik, hasil amatan langngsung guru BK serta materi yang didasarkan pada kebijakan sekolah harus diberikan kepada peserta didik.

4.    Strategi Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal diberikan dikelas dengan materi yang dipersiapkan melalui perancangan pelaksanaan layanan BK (RPL) dan memperhatikan aktivitas agar terjadi interaksi yang membimbing antara guru BK dengan peserta didik dan proses belajar antar konseli.
Leuwis dan William tahun 1994 menunjukkan bahwa sejak abad ke-20 telah terjadi perpindahan dari pendidikkan abstrak formal kearah yang lebih berbasis pada pengalaman.

Strategi Bimbingan Klasikal dengan Belajar Berbasis Pengalaman.
1)        Perancangan
Fase perancangan ini melibatkan upaya diawal oleh guru BK untuk mengatur panggung pengalaman. Termasuk dalam tahap ini adalah spesifikasi tujuan bimbingan, produksi atau pemilihan kegiatan bagi peserta, identifikasi factor yang mempengaruhi belajar peserta didik dan penciptaan skema untuk implementasi.
2)        Pelaksanaan
Fase ini melibatkan kegiatan memelihara dan mengendalikan rancangan.
3)        Penilaian
Evaluasi dilakukan oleh guru BK namun penekanannya pada penyediaan kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi pengalamannya sendiri.
4)        Balikan
Umpan balik harus menjadi proses terus-menerus dari pengenalan pra-pengalaman sampai dengan pengalaman akhir.



5.    Langkah-langkah bimbingan klasikal

Pemberian layanan bimbingan klasikal dilakukan oleh guru BK meliputi materi bimbingan belajar karir, pribadi dan sosial. Isi materi sajian berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pencapaian tujuan pendidikan nasional sebgaimana yang dituangkan dalam undang-undang sisdiknas No.20 tahun 2003 yaitu, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Disamping itu perlu diperhatikan tentang falsafah negara yaitu pancasila yang didalamnnya terkandung nilai-nilai luhur dalam sila-sila pancasila serta agama.
Kondisi mendesak bimbingan klasikal dapat diberikan oleh konselor sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaannya dapat dilakukan dalam lima langkah, yaitu menentukan tujuan, melakukan pra asessmen, membuat program yang objektif dan konkrit, membuat desain aktivitas intruksional, dan melakukan evaluasi (FALL, 1994; Patrick Akos; Caroline R Cockman; Cindy A Strickland 2007).










BAB II
PEMBAHASAN

2.1    PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DALAM BIMBINGAN KLASIKAL
Guru bimbingan dan konseling atau konselor bertanggung jawab penuh dalam membangun atau melaksanakan, memanage (mengatur atau mengelola) dan memimpin proses layanan yang diberikan kepada seluruh peserta didik. Disamping itu juga dapat bekerjasama dengan guru mata pelajaran ketika membangun atau melaksanakan, mengatur atau mengelola dan memimpin kegiatan. Pendekatan kolaboratif dipandang lebih efektif karena guru mata pelajaran diasumsikan telah memiliki kedekatan dan keterampilan dalam mengelola kelas. Untuk dapat memainkan peran secara optimal maka guru bimbingan dan konseling atau konselor hendaknya memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpuji, keterampilan teknik layanan yang memadai dan perfomance yang menarik.
Berpengetahuan luas dimaksudkan untuk memberikan kepuasan peserta didik dalam memberikan informasi atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta didik namun disamping itu hendaknya memiliki penguasaan dan pemahaman secara mendalam tentang apa yang akan diberikan kepada peserta didik secara tatap muka dikelas. Ciri kualitas pribadi konselor yang efektif adalah perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kesejahteraan orang lain, kemampuan dan kehendak yang berada dalam kegembiraan dan kesejahteraan konseli, pengenalan dan penerimaan terhadapa kekuatan dan vitalitas seseorang, menemukan gaya konselinya sendiri, kesediaan untuk mengambil resiko, menghormati dan menghargai diri, perasaan untuk dibutuhkan orang lain, bertindak sebagai model konseli, beresiko terhadap kesalahan yang diperbuat dan mengakui kesalahannya, berorientasi pada pertumbuhan, dan memiliki rasa humor. Kualitas konselor meliputi: pengetahuan tentang diri sendiri, kecakapan, kejujuran, kekuatan, kehangatan, pendengar yang aktif, kesabaran, kepekaan, kebebasan dan kesadaran holistik.
Disamping itu, kepribadian konselor yang diharapkan adalah beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, sehat jasmani dan rohani, sebagai teladan dalam kehidupan, dipercaya, berpengetahuan luas, peka, bijaksana, teliti, dapat memahami konseli, dapat memahami perbedaan individu, mengutamakan konseli, cerdas, jujur, ramah, mudah bergaul, bersedia mengakui kesalahan, terbuka untuk perubahan positif dan maju, bertanggung jawab, sungguh – sungguh, sabar dan ikhlas. Selain itu, konselor mampu menyusun persiapan, mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan  nyaman dalam kelas, mampu memberikan arahan, serta manfaat belajar bagi peserta didik atau konseli dan IPTEK, mampu memilih dan menerapkan metode taknik yang tepat bagi peserta didik, memberi umpan balik secara tepat, menunjukan penampilan diri yang rapih, bersih, suci , sederhana, mampu melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
Bimbingan klasikal tidak hanya terbatas penyampaiannya pada satu atau dua permasalahan, akan tetapi mencakup berbagai masalah yang ada di sekolah. Untuk dapat melaksanakan bimbingan klasikal yang baik konselor hendaknya menerapkan prinsip BK yang dapat membangun interaksi psychopedagogik. Hal ini dimaksudkan untuk terbangunnya komunikasi yang harmonis dan mempunyai arti penting bagi tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal.
Dalam interaksi dengan peserta didik konslor hendaknya menerapkan prinsip BK yang meliputi:
1)        Menghargai peserta didik
2)        Menciptakan suasana hangat
3)        Bersikap empati kepada peserta didik
4)        Bersikap terbuka terhadap peserta didik
5)        Mengakui bahwa peserta didik berpotensi
6)        Mengakui bahwa peserta didik itu unik dan dinamis
7)        Tidak membanding – bandingkan peserta didik
8)        Tidak mudah mengkualifikasikan peserta didik.
2.2    MENYUSUN RENCANA, MELAKSANAKAN PRAKTIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN MENGEVALUASI SERTA TINDAK LANJUT PROGRAM PEMINATAN PESERTA DIDIK
Layanan program ini yang berupa pemberian informasi yang berkaitan pemilihan dan penetapan peminatan dan pendampingan serta pengembangan dapat digunakan strategi bimbingan klasikal dengan tahap yang dilakukan meliputi menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta tindak lanjut.
a.    Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan Binbingan Klasikal
Rancangan disusun menggunakan format yang mudah dilaksanakan, materi dipilih berdasarkan (hasil amatan guru bimbingan dan konseling, analisis kebutuhan peserta didik menggunakan instrument tertentu, asumsi teori yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap perkembangan peserta didik, kebijakan sekolah/pemerintah yang harus diberikan kepada peserta didik), metode layanan berpusat pada peserta didik aktif menemukan pengalaman belajar, dan evaluasi proses dan hasil.
b.    Melaksanakan Praktik Bimbingan Klasikal
Berdasarkan persiapan yang disusun dan selama proses meaksanakan bimbingan klasikal konselor memiliki penguasaan yang mendalam materi yang akan disampaikan, mempunyai percaya diri, berbusana yang sopan/menarik, dan menerapkan prinsip bimbingan dalam melaksanakan interaksi dengan peserta didik.
c.    Mengevaluasi dan Tindak Lanjut
Keberhasilan layanan bimbingan klasikal dapat diketahui melalui penguasaan materi yang telah diberikan kepada peserta didik, terjadi perubahan sikap dan pengetahuan pada diri peserta didik. Untuk itu, perlu diberikan pertanyaan  pertanyaan tentang materi yang diberikan dan diharapkan perlu dilakukan oleh peserta didik.
2.3  LAYANAN PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK
A.  Kompetensi dan Tujuan
1.    Kompetensi Peserta Latihan
Peserta terampil mempraktikan pelayanan peminatan melalui layanan bimbingan kelompok.
2.    Indikator Pencapaian Kompetensi
Setelah latihan ini, peserta:
1.    Menyusun rencana pelayanan peminatan melalui layanan kelompok
2.    Melaksanakan pelayanan peminatan melalui layanan kelompok
3.    Melakukan penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan melalui layanan kelompok
3.    Kegiatan Pelatihan
1.    Simulasi menyusun rencana pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok
2.    Simulasi pelaksanaan pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok
3.    Simulasi penilaian pelaksanaan pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok


4.    Tujuan Pelatihan Bimbingan Kelompok
Perubahan yang diharapkan dari pelatihan ini adalah:
1.    Sikap: Peserta bersikap kreatif dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok.
2.    Pengetahuan: Peserta memahami prosedur pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok
3.    Keterampilan: Peserta mampu merencanakan, melaksanakan dan pelayanan peminatan melalui bimbingan kelompok
5.    Uraian Materi
Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses perkembangan yaitu perkembangan ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman/wawasan tentang diri dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linear, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai – nilai yang dianut.
Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifatyang melekat pada lingkuangan adalah perubahan yang terjadi dalam lingkungan dan dapat mempengaruhi gaya hidup. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan lahirlah kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah – masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Kesenjangan perkembangan tersebut diantaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota – kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat.
Penampilan perilaku remaja yang menyimpang seperti maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat – obatan terlarang yang tak terkontrol, ketidakharmonisan dalam keluarga, dan dekadensi moral orang dewasa sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita – citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003, yaitu: (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengaharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa dalam proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku – perilaku yang tidak diharapkan seperti mengambangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.

6.    Hakekat Bimbingan Kelompok
Bimbingan dan konseling merupakan strategi untuk memfasilitasi perkembangan positif siswa – siswi di sekolah dalam semua aspek. Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki pengaruh sinergik dalam mengambangkan pertumbuhan sosial dan emosional positif siswa untuk meningkatkan hasil perkembangan akademik dan karir.
Bimbingan kelompok melibatkan beberapa orang yang bertemu dalam kelompok dimana setiap orang mendiskusikan masalahnya. Ini merupakan cara yang efektif dalam merespon berbagai kebutuhan siswa yang dilakukan dalam kelas. Maksud program ini untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya dan untuk menerapkan program – program pencegahan maupun masalah yang dihadapi.
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan khusus anggota dan memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengembangkan dan mengeksplorasikan tujuan serta meningkatkan perubahan positif dalam suasana yang saling berbagi dan saling mendengarkan.
7.    Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan pelayanan bimbingan secara umum adalah agar peserta didik dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus mendapat kesempatan yaitu: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas perkembangan, (2) mengenbal dan memahami potensi/peluang yang ada dilingkungan, (3) mengenal dan menentukan tujuan rencana hidupnya serta rencana – rencana pencapaian tujuannya, (4) memahami dan mengatasi kesulitan sendiri, (5) menggunakan kemampuan untuk kepentingan dirinya, kepentingan, lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimiliki secara optimal. Bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mancapai tugas – tugas perkembangannya melalui pribadi sosial, belajar (akademik), dan karir.
a.    Tujuan yang terkait dengan aspek perkembangan pribadi – sosial peserta didik yang terkait dengan peminatan.
1.    Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
2.    Memiliki sikap positif atau respek terhadap orang lain
3.    Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
4.    Memiliki rasa tanggung jawab
5.    Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
6.    Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik internal maupun eksternal
7.    Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif

b.   Tujuan perkembangan akademik yang terkait peminatan adalah sbb
1.    Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar
2.    Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
3.    Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
4.    Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif
5.    Memiliki keterampilan untuk menerapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
6.    Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian

c.    Tujuan perkembangan karir yang terkait peminatan adalah sbb:
1.    Memiliki kemampuan, minat dan kepribadian yang terkait dengan pekerjaan
2.    Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir
3.    Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja
4.    Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
5.    Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara mengenali ciri – ciri pekerjaan, kemampuan, lingkungan sosialpsikologis, prospek kerja, kesejahteraan kerja.
6.    Memiliki kemampuan merencanakan masa depan
7.    Dapat membentuk pola – pola karir
8.    Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat.
9.    Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan karir

8.    Topik – Topik dan Pihak Yang Mendukung Bimbingan Kelompok
Ada banyak pandangan mengenai apa saja topik yang perlu dikaji. Pandangan pertama mengatakan bahwa topik tersebut menjawab pertanyaan – pertanyaan: Siapakah saya? Bagaimana saya dapat berubah jika perubahan itu diperlukan? Siapa yang dapat membantuku dan bagaimana membantunya? Apakah saya perlu belajar? Kemana aku melanjutkan studi dan bekerja?
Pandangan kedua, dalam kaitan bidang boimbingan dan konseling disebutkan bahwa dalam perkembangan pribadi – sosial siswa harus mampu sebagai individu dan sebagai anggota. Dalam hal perkembangan akademik, siswa diharapkan mampu menerapkan keterampilan – keterampilan untuk mencapaui prestasi tinggi dibidang pendidikan. Dalam hal perkembangan karir, siswa diharapkan mampu menerapkan keterampilan eksplorasi dan perencanaan karir dalam mencapai tujuan karir
Pandangan ketiga¸dilihat dari satuan pendidikan, topik – topik dapat dipilah menjadi topik untuk peserta didik di SD, SMP, SMA/SMK. Topik di SD antara lain memahami diri dan orang lain. Topik di SMP antara lain keberhasilan akademik, keterampilan sosial, mediasi konflik, menghargai perbedaan, keterampilan keamanan pribadi, eksplorasi dan perencanaan karir, perencanaan pendidikan. Topik di SMA/SMK antara lain keberhasilan akademik, rencana pendidikan lanjut, pilihan – pilihan pasca sekolah, keterampilan sosial, dan menghargai perbedaan.
Secara rinci tujuan pelayanan ini dirumuskan sebagai upaya untuk membantu peserta didik agar memiliki kesadaran tentang diri dan lingkungannya, mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri, mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, mampu mengambangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

9.    Fokus Pengembangan
Untuk mencapai tujuan dalam bimbingan kelompok sesuai topik yang dibahas, fokus prilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi pelayanan dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kopetensi yang telah ditentukan, antara lain mencangkup pengembangan:
1.    Self-Esteem
2.    Motivasi berprestasi
3.    Ketrampilan pengambilan keputusan
4.    Keterampilan pemecahan masalah
5.    Keterampilan hubungan antar pribadi atau komunikasi
6.    Penyadaran keragaman budaya
7.    Prilaku bertanggung jawab
Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karir, mencakup pengembangan:
1.    Fungsi agama bagi kehidupan
2.    Pemantapan pilihan program studi
3.    Keterampilan kerja profesional
4.    Kesiapan pribadi dalam menghadapi pekerjaan
5.    Perkembangan dunia kerja, dll.
Pelaksanaan BK yang berkualitas tinggi memanfaatkan berbagai kalangan yang terlibat dalam program ini. Mereka yang terlibat dalam program BK adalah orang tua, siswa, guru, kepala sekolah dan staf lainnya.
Konselor memiliki tanggung jawab yang jelas, menghapus fungsi non bimbingan dan lebih berkonsentrasi untuk memberikan BK melalui program yang seimbang untuk semua siswa. Fokus kerja konselor yang utama adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dengan menghilangkan hambatan belajara siswa. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya dilaksanakan oleh guru BK atau konselor sekolah bersertifikat dengan dukungan para guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, siswa, dan orang tua secara kolaburatif.
10.     Prosedur Bimbingan Kelompok
Proses bimbingan kelompok menganut pristiwa belajar kolaburatif yang berdasarkan atas 3 prinsip utama, yaitu:
1.    Keterampilan koorperatif diajarkan, dipraktikan, dan balikan diberikan pada bagaimana sebaiknya keterampilan-keterampilan digunakan
2.    Kelompok didorong untuk menjadi kelompok yang kohessif
3.    Individu diberi tanggung jawab untuk belajar dan melakukan aktifitas
Atas dasar prinsip diatas, maka untuk dirancang bimingan kelompok perlu memperhatikan dimensi kolaburatif yang ditujukan pada pembentukan keterampilan koorpratif. Ada 4 keterampilan koorpratif yang harus dipelajarai dalam belajar koloburatif, yaitu:
1.    Tahap membentuk kelompok
2.    Tahap inti sebagai kelompok
3.    Sebagai pemecahan masalah
4.    Mengelola perbedaan
5.    Tugas menyusun rencana

11.  Tugas Menyusun Rencana, Melaksanakan Praktik Bimbingan Kelompok, dan Menilai serta Tindak Lanjut Peminatan Peserta Didik

a.     Menyusun rencana bimbingan kelompok
Pilih diantara topic tersebut diatas, susunlah rencana bimbingan kelompok dalam format satuan layanan bimbingan kelompok.
b.    Melaksanakan praktik bimbingan kelompok
Satuan layanan bimbingan kelompok yang telah disusun dilaksanakan secara simulasi tersupervisi dalam kelompok kecil kurang lebih 10 orang
c.     Menilai dan tindak lanjut peminatan peserta didik
Makna penilaian dalam latihan praktek bimbingan kelompok ini lebih bersifat evaluasi diri untuk perbaikan pada praktek-praktek selanjutnya.


2.4  LAYANAN PEMINATAN DENGAN KONSELING INDIVIDUAL
1.    Tujuan dan manfaat konseling individual dalam layanan peminatan
Ada empat tahap menginterpretasikan hasil asesmen
a)    Tahap pertama persiapan konselor guna interpretasi hasil asesmen. Konselor harus menyediakan waktu sejenak untuk meyakinkan dirinya bahwa dirinya dapat mengenali sepenuhnya tes atau non tes yang dihadapi. Mengenali sepenuhnya makna skor hasil asesmen, mengenali bagaimana hasil tes dapat diintegrasikan dengan data lain.
b)   Tahap kedua menyiapkan siswa sebagai konseli untuk melakukan interpretasi hasil asesmen.
c)    Tahap ketiga penyampaian informasi secara nyata guru BK dianjurkan untuk memegang pikirannya akan tujuan asesmen, melaporkan skor tetapi menjelaskan adanya kemungkinan kesalahan pengukuran.
d)   Tahap keempat konselor mendiskusikan hasil asesmen pada pertemuan tindak lanjut.
2.    Proses menemukan masalah yang membentuk layanan konseling individual
Masalah yang dialami siswa dan membutuhkan konseling dibutuhkan dari hasil asesmen atau setelah ditempatkan dipeminatan tertentu siswa tidak mendapatkan kepuasan. Penggunaan hasil informasi asesmen bertalian dengan pembuatan keputusan dan perencanaan yang dapat dipilih menjadi :
a.    Mengidentifikasi kemungkinan arah tindakan
b.    Evaluasi dua pilihan atau lebih
c.    Mengetes kecocokan pilihan, rencana, atau keputusan sementara.
d.   Klarifikasi dan pengembangan konsep diri

3.    Strategi konseling individual dalam layanan peminatan
Pada hakikatnya semua pendekatan konseling bisa digunakan untuk membantu siswa dalam layanan peminatan. Apakah konselor akan menerapkan konseling realitas, konseling rasional emotif, konseling berfokus solusi, konseling trait dan factor semuanya bisa diterapkan. Dalam era sekarang tampaknya mengandalkan pandangan trait dan factor semata tidak mencukupi. Berbagai tekhnik kreatif, impact dan metafora dengan berbagai variasinya perlu dikuasai konselor untuk mendukung bantuannya pada konseli.

4.    Langkah-langkah konseling individual dalam layanan peminatan
Konseling berlangsung dalam enam langkah pokok yaitu, analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, konseling, dan follow up. Diawal konseling selalu dilakukan penciptaan rapot dimaksudkan untuk menciptakan hubungan baik, suasana hangat bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi yang bersifat mengancam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan hubungan baik antara lain :
1)   Reputasi konselor khususnya dalam kompetensi
2)   Penghargaan dan perhatian konselor
3)   Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia

a.         Analisis
Analisis merupakan langkah awal konseling yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi tentang diri konseli dan latar kehidupannya. Ada enam alat untuk mengumpulkan data yaitu, catatan komulatif, wawancara, format distribusi waktu, autubiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
b.         Sintesis
Atas dasar analisis diatas dilakukan sintesis. Sintesis merupakan usaha merangkum, mengolongkan serta menghubungkan data yang telah dikumpulkan, sehingga tergambarkan keseluruhan pribadi konseli. Gambaran kelbihan dan kelemahan konseli akan dilukiskan dalam tahapan ini.
c.         Diagnosis
Merupakan langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi konseli atas dasar gambaran pribadi konseli hasil analisis dan sintesis. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi), dan sekaligus melakukan prognosis.
d.        Prognosis
Williamson menyatakan bahwa prognosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari diagnosis. Prognosis berkaitan dengan upaya untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.


e.         Konseling
Konseling dapat dipandang sebagai keseluruhan proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling yang dipersamakan dengan treatmen.
f.          Follow up
Langkah follow up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk dikembangkan dan tindak lanjut dari alternative yang telah dilaksanakan dilapangan.

5.    Peran Siswa dan Guru BK dalam Layanan Konseling Individual
Secara lebih rinci konseling ini didasarkan sejumlah asumsi yang diambil dari tradisi psikologi diferensialyaitu :
a.    Individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dalam berbagai aspek perilakunya.
b.    Dalam keterbatasan factor genetic, tingkah laku dapat diubah, dan dapat diubah dalam batas-batas fungsi organism dan lingkungan.
c.    Ciri-ciri tingkah laku individu cukup konsisten sehingga memun gkinkan dilakukan generalisasi dalam mendeskripsikan tingkah laku dari waktu ke waktu.
d.   Tingkah laku individu merupakan hasil dari statusnya sekarang, pengalaman-pengalaman, seting sosial, dan fisik mereka.
e.    Tingkah laku manusia dapat dikonseptualisasikan atas dasar abilitas, kepribadian pada umumnya, dan temperamental serta motivasi pada umumnya.
f.     Konflik sosial dan interpersonal diperlukan dan tidak dapat dielakkan, dan dapat bersifat konstruktif maupun destruktif.
Atas dasar asumsi-asumsi diatas maka perlu dikenali peran siswa atau konseli dan peran guru BK sbb:

a.    Peran konseli
1)   Selama konseling
·      Bersedia belajar memahami dirinya sendiri dan mengarahkan diri.
·      Bekerja sama dengan konselor dan bersedia mengikuti arahan konselor dalam proses pengubahan.
2)   Setelah konseling
·      Melaksanakan keputusan yang telah diambil dari konseling.
b.    Peran konselor
1)   Sikap konselor
·    Menempatkan diri sebagai guru
·      Yakin terhadap asumsi konseling yang efektif
2)   Keterampilan konselor
·      Memanfaatkan teknik pemahaman individu
·      Menerapkan strategi pengubahan perilaku.

6.    Menyusun Rencana, Melaksanakan Praktik, Menilai Proses dan Hasil Konseling Individual
a.    Menyusun rencana konseling individual
a)    Temukan peserta didik yang membutuhkan konseling
b)   Tulisakn potret peserta didik yang bersangkutan dengan jalan mengemukakan data yang tersedia dari latihan asesmen sebelumnya.
c)    Atas dasar temuan tugas dua kemukakan perkiraan alternative penyelesaian masalahnya berdasarkan beberapa strategi yang telah dikuasai.
d)   Lakukan konseling secara simulative atas masalah yang telah dikemukakan.

b.    Melaksanakan konseling individual
a)    Lakukan konseling individual
b)   Gunakan lembar refleksi diri untuk mencatat hal-hal penting setelah konseling berlangsung.
c)    Kolega diminta mengisi lembar pengamatan
d)   Diskusikan hasil praktek konseling

c.    Menilai dan menindak lanjuti peminatan peserta didik
Makna penilaian dalam pelatihan praktik konseling individual ini lebih bersifat evaluasi diri untuk perbaikan pada praktik-praktik selanjutnya.

7.    Konsep dan strategi layanan bimbingan dan konseling
a.    Konsep layanan bimbingan dan konseling
Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling
b.    Komponen layanan bimbingan dan konseling
1.    Jenis layanan yang meliputi
a.    Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru
b.    Layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan kponseling yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial dan belajar.
c.    Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas
d.   Layanan penguasaan konten yaitu layanan bimbingan konseling yang mem,bantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan kebiasaan dalam melakukan.
e.    Layanan konseling perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
f.     Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan BK  yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi.
g.    Layanan konseling kelompok yaitu layanan BK yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah.
h.    Layanan konseling yaitu ylayanan BK yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan.
i.      Layanan mediasi yaitu layanan bk yang membantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
2.    Kegiatan pendukung layanan meliputi
a.    Aplikasi intrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa dan lingkungannya.
b.    Himpunan data yaitu kegiataan menghimpundata yang relefan dengan pengembangan pesertadidik
c.    Konferensi kasus yaitu kegiatan pembahas permasalahan pesertadidik dalam pertemuan kusus yang di hadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data
d.   Kunjungan rumah yaitu kegiatan yang memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi tertuntaskannya masalah.
e.    Tampilan kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka.
f.     Alih tangan kasus yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik.
3.    Format pelayanan meliputi:
a.    Individual yaitu kegiatan bk yang melayani perorangan
b.    Kelompok yaitu format kegiatan bk yang melayani sejumlah pesertadidik melalui dinamika kelompok.
c.    Klasikal yaitu format kegiatan bk yang melayani sejumlah pesertadidik dalam satu kelas.
d.   Lapangan yaitu format kegiatan bk di luar kelas.
e.    Pendekatan kusus yaitu format kegiatan bk yang melayani kepentingan pesertadidik.
f.     Jarak jauh yaitu format kegiatan bk yang melayani siswa melalui media jarak jauh.
c.     Strategi layanan bimbingan dan konseling
1.    Program layanan
a.    Program tahunan yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun
b.    Program semesteran yaitu program pelayanan bk meliputi seluruh kegiatan selama satu semester
c.    Program bulanan yaitu program bk dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu hulan
d.   Program mingguan yaitu program bk dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu
e.    Program harian yaitu program layanan bk yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu pada satu minggu
2.    Penyelenggaraan layanan
a.    Pelayanan dasar yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling elementer yaitu kebutuhan makan dan minum
b.    Pelayanan pengembangan yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya
c.    Pelayanan arah peminatan yaitu pelayanan secara khusus tertuju kepada peminatan atau lintas minat pendalaman minat peserta diddik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum
d.   Pelayanan teraputik yaitu pelayanan untuk menangani permasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar
e.    Pelayanan diperluas yaitu pelayanan dengan sasaran diluar dari siswa dalam suatu pendidikan seperti personal satuan pendidikan
3.    Waktu dan posisi pelaksaan pelayanan
a.    Semua kegiatan mingguan (kegiatan layanan / pendukung bk)
1.    Didalam pembelajaran
a.    Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas
b.    Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah dua jam per kelas
c.    Kegiatan tatap muka non klasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi kegiatan konferensi kasus
2.    Diluar jam pembelajaran
a.    Kegiatan tatap muka non klasikal dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok
b.    Satu kali kegiatan layanan konseling diluar kelas
c.    Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling diluar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum
b.    Program pelayanan bk pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh guru bk atau konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesenambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas
c.    Pihak yang terlibat
1.    Pelaksana pelayanan bk pada SD,MI atau SDLB
a.    Guru kelas sebagai pelaksana pelayanan bk
b.    Pada satu SD atau sejumlah SD dapat di angkat sebagai guru bk

2.    Pelaksana bk pada SMP,MTS.
a.    Pada  satu SMP di angkat sejumlah guru bk dengan rasio 1:150
b.    Jika di perlukan guru bk dapat di minta bantuan untuk menangani pesertadidik SD
Sebagai pelaksana utama kegiatan layanan bk di suatu pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA, guru bk atau konselor wajib menguasai spektrum pelayanan umumnya.
a.    Pengertian , tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayanan bk profesional
b.    Bidang dan materi pelayanan bk
c.    Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bk
d.   Pendekatan, metode, teknik, dan media pelayanan bk
e.    Penilaian hasil dan proses pelayanan bk
f.     Penyusunan program pelayanan bk
g.    Pengelolaan dan pelaksanaan program pelayanan bk
h.    Penyusunan laporan pelayanan bk
i.      Kode etik profesional bk
j.      Peran organisasi profesi bk
Guru bk merumuskan dan menjelaskan kepada pihak-pihak terkait
a.    Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, guru bk, merumuskan secara kongkrit tugas dan kewajiban meliputi:
1.    Struktur layanan bk
2.     Program layanan bk
3.     Pengelolaan bk
4.     Evaluasi hasil dan proses pelayanan bk
5.     Tugas dan kewajiban pokok guru bk
b.    Hal-hal sebagai mana tersebut  pada butir a di atas di jelaskan kepada siswa, pimpinan dan sejawat pendidik.


c.    Kerja sama
1.    Dalam melaksanakan tugas pelayanan bk bekerjasama dengan pihak dalam dan luar
2.    Kerjasama di atas dalam rangka manajemen bk yang menjadi bagian integral dari manejemen satuan pendidikan secara menyeluruh

4.  Mekanisme pengembangan pembelajaran
Mengingat  pedoman umum pembelajaran memuat unsur-unsur yang juga bersifat umum,di perlukan adanya teknis lebih lanjut yang dapat di kembangkan oleh direktorat teknis persekolah dan atau pemangku kepentingan lainya yang terkait
Pengembangan pembelajaran lebih lanjut keadalam panduan teknis perlu melibatkan pihak para kepala sekolah, guru dan pengawas agar panduan tersebut dapat dipahami dan diterapkan oleh kepala sekolah dan guru.












BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
1.      Guru bimbingan dan konseling atau konselor bertanggung jawab penuh dalam membangun atau melaksanakan, memanage (mengatur atau mengelola) dan memimpin proses layanan yang diberikan kepada seluruh peserta didik.
2.      Bimbingan klasikal tidak hanya terbatas penyampaiannya pada satu atau dua permasalahan, akan tetapi mencakup berbagai masalah yang ada di sekolah.
3.      Tujuan pelayanan bimbingan secara umum adalah agar peserta didik dapat merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerja. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

3.2    Saran
Dengan adanya pedoman umum pembelajaran ini diharapkan kurikulum 2013 bisa di implementasikan dan secara optimal oleh seluruh pemangku kepentingan utamanya para guru mata pelajaran atau guru kelas.

No comments:

Post a Comment