1. Mengapa
Manusia Membutuhkan Bimbingan Konseling?
Jawab
Menurut ahli dalam
psikologi, ada tiga alasan mengapa manusia membutuhkan bimbingan konseling.
Yang pertama adalah karena manusia itu unik,
setiap manusia memiliki perbedaan bahkan jika mereka kembar, tetap memiliki
perbedaan dalam banyak hal. Oleh karena itu,
manusia membutuhkan bimbingan orang yang lebih ahli untuk dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan perbedaan tersebut.
Alasan yang kedua adalah karena aktivitas manusia. Manusia merupakan makhluk dinamis
yang selalu bergerak dan beraktivitas. dalam setiap aktivitas tersebut, manusia
sering mendapat kendala dan masalah, oleh karena itu mereka membutuhkan bimbingan dan konseling untuk menghadapi berbagai kendala dalam
aktivitasnya.
Alasan yang ketiga adalah kebutuhan
akan bimbingan secara terus menerus. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia
terus-menerus berkembang, Mulai dari bayi,
balita, anak-anak, remaja, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Pada setiap tahap
perkembangan tersebut, manusia mengalami permasalahan yang berbeda-beda dan
membutuhkan cara penyelesaian masalah yang berbeda pula. Oleh karena itu,
mereka membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih ahli untuk dapat mengatasi masalahnya.
Selain pandangan di atas, ada pula
tiga pendapat lain dalam perspektif psikologi
yang menjelaskan mengapa manusia membutuhkan bimbingan konseling. ahli tersebut
menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki sikap menyukai dan tidak menyukai,
hal ini menjadikan setiap manusia berbeda. jika hal ini dibiarkan begitu saja,
maka dapat menimbulkan perpecahan antar manusia. oleh karena itu dibutuhkan
bimbingan konseling agar manusia bisa saling memahami
dan menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukai.
Yang kedua adalah karena cara
berpikir manusia yang berbeda-beda, yaitu kritis,
analitis, dan kreatif. Setiap pemikiran tersebut akan menghasilkan output yang
berbeda pula. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bimbingan konseling untuk menselaraskan pemikiran – pemikiran yang berbeda.
Yang ketiga adalah setiap manusia
ingin dicintai, diterima, dan dihargai. Sayangnya terkadang manusia tidak tahu
cara agar mendapat ketiga hal tersebut. Terkadang, manusia mengerti caranya
namun salah dalam mempraktikkannya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bimbingan
konseling agar dapat dicintai, diterima dan dihargai dengan cara yang benar.
Setelah membahas alasan
mengapa manusia membutuhkan bimbingan konseling dari perspektif psikologi, kini
kita akan membahasnya dalam perspektif Islam.
Ada dua istilah yang penting untuk dapat memahami mengapa manusia
membutuhkan bimbingan konseling dari perspektif Islam. Yang pertama adalah fitrah dan yang kedua adalah
nafs.
Fitrah berasal dari bahasa arab yang
memiliki setidaknya tiga arti yaitu suci;-terbebas dari dosa-, potensi bawaan,
dan kecenderungan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Hal ini berdasarkan
hadits Nabi Muhammad SAW:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap bayi
dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu-bapaknyalah yang akan
menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi”.
fitrah manusia
Arti fitrah sebagai potensi bawaan
merupakan hal yang penting dalam kajian bimbingan konseling. Setiap manusia
memiliki potensi bawaan berupa asmaul husna dalam jumlah yang terbatas yang
ditiupkan oleh Allah ketika manusia berumur 4 bulan di dalam kandungan.
Potensi-potensi tersebut tidak akan berkembang maksimal jika tidak dikelola
secara benar. oleh karena itu, setiap manusia membutuhkan bimbingan konseling
agar dapat mengembangkan segala potensi yang telah diberikan Allah secara maksimal.
Nafs berasal dari bahasa arab yang
artinya “jiwa”. Dalam Islam, jiwa dibagi menjadi tiga yaitu nasf al-ammarah,
nafs al-lawwamah, dan nafs al-mutmainnah. nafs al-ammarah merupakan nafs yang
condong kepada perbuatan buruk dan hanya mencari kesenangan dunia, nafs
al-lawwamah adalah nafs yang sering menyalahkan dirinya sendiri sedangkan nafs
al-mutmainnah adalah nafs yang tenang.
Dalam konsep nafs, bimbingan
konseling dibutuhkan untuk (setidaknya) menaikkan nafs satu tingkat lebih
tinggi, dari nafs al-ammarah menjadi nafs allawamah, dari nafs al-lawamah
menjadi nafs al-mutmainnah dan mempertahankan serta menjaga agar posisi nafs
yang sudah berada di atas agar tidak turun ke tingkat di bawahnya.
Menjaga nafs al-mutmainnah agar tidak turun ke nafs al-lawwamah, dan nafs
al-lawamah tidak turun kepada nafs al- ammarah.
Demikianlah beberapa alasan mengapa
manusia membutuhkan bimbingan konseling baik dari perspektif psikologi maupun
perspektif Islam. Dalam artikel selanjutnya, kita akan membahas area kajian dan
pelayanan bimbingan konseling.
2. Mengapa
Bimbingan dan Konseling Islam dipandang mampu mengatasi problem manusia modern
dewasa ini?
Jawab
Karena Yang menjadi
dasar pijakan utama bimbingan dan konseling islam adalah al-Qur’an dan Hadits.
Keduanya merupakan sumber hukum Islam atau dalil-dalil hukum.Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda artinya : Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara atau
pusaka, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegang
kepada keduanya; kitabullah (Qur’an) dan Sunnah Rasulnya (HR Muslim). Dalam
al-Qur’an Allah berfirman, artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (Q.S.
Al-Hasyr:7). Al-Qur’an dan Hadits merupakan landasan utama yang dilihat dari
sudut asal-usulnya, merupakan landasan naqliyah, maka landasan lain yang
dipergunakan oleh bimbingan dan konseling islami yang sifatnya aqliyah adalah
filsafat dan ilmu, dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah
yang sejalan dengan ajaran Islam. Selain itu juga hakikat manusia
dibumi sebagai :
1. Sebagai
makhluk yang lemah (‘abdun).
Dalam
kondisi fisik yang tak berdaya, orang membutuhkan bantuan orang lain, dokter
misalnya – untuk memulihkan kesehatannya. Demikian pula dalam kondisi mental
yang kacau, seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa
percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara merangsangnya
sehingga ia kembali realistis, mampu melihat kenyataan sebenarnya dan mampu
mengatsi problemnya dengan cara-cara yang apat dipertanggung jawabkan.
2. Sebagai
Khalifah Allah.
Dalam
perspektif Bimbingan dan Konseling Islam, seorang muslim sebagai khalifah Allah
terpanggil untuk membantu orang lain yang sedang mengalami gangguan kejiwaan
yang menyebabkan orang itu tak mampu mengatasi tugas-tugas nya dalam kehidupan.
Selain merujuk pada dua predikat
tersebut, di sini juga disinggung beberapa urgensi Bimbingan dan Konseling
Islam, diantaranya;
a. Manusia yang
tidak lepas dari masalah.
b. Manusia yang
selalu bersifat idealis, dinamis.
c. Untuk
menemukan jati diri manusia itu sendiri.
d. Untuk
mencapai kesejarteraan.
Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan
Konseling Agama, dalam prespektif keilmuan maupun prespektif sjsrsn Islam,
sekurangnya perlu diketahui lebih dahulu empat hal, yaitu;
1. Bantuan
kodrat kejiwaan manusia membutuhkan bantuan psikologis.
2. Gangguan
kejiwaan yang berbeda membutuhkan terapi yang tepat.
3. Meskipun
manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung pada keadilan dan kebenaran,
tetapi daya tarik kepada keburukan lebih banyak dan lebih kuat tarikannya
sehingga mtif kepada keburukan lebih cepat merespon stimulus kebenaran,
mendahului respon motif kepada kebaikan atas stimulus kebaikan.
4. Keyakinan agama (keimanan) merupakan
bagian dari struktur kepribadian, sehingga getar batin dapat di jadikan
penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan. (Achmad Mubarok, 2000: 23-25)
3. Bagaimana
konsep dan strategi BKI dalam mengarakan dan mengembangkan Potensi manusia
Jawab
Pada prinsipnya, semua manusia diciptakan oleh Allah
SWT sebagai makhluk yang fitri, suci, bersih, sehat serta atribut-atribut
positif lainnya. Oleh karena itu, sebagai makhluk ciptaan Allah, maka
seharusnya manusia selalu berpegang teguh pada agama Allah (Islam), oleh karena
itu diperlukan suatu upaya pengembangan potensi yang searah dengan tujuan Islam
yaitu dengan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI). BKI ini merupakan proses
pemberian bantuan yang terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu
agar dia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dengan
cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan
Hadist Rasulullah ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadist. Bila internalisasi nilainilai yang terkandung di
dalam Al-Qur’an dan Hadist itu tercapai dan potensi telah berkembang secara
optimal, maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik.
Manusia di
hadapan Allah Ta’ala bukanlah makhuk-Nya yang lain, akan tetapi seorang makhluk
yang memiliki kelebihan yang luar biasa. Hal itu terbukti dengan jatuhnya pilihan-Nya
kepadanya sebagai “KHALIFAH”, yakni menaburkan potensi keselarasan,
kemanfaatan, musyawarah dan kasih sayang ke seluruh penjuru alam, baik alam di
bumi maupun di langit, di dunia maupun di akhirat. Dalam hal ini konsep BKI
tentang Potensi-potensi yang ada dalam diri manusia adalah:
I. Potensi
Nur Ilahiyah
Nur Ilahiyah adalah potensi yang paling tinggi dan bersifat luas, gaib dan
tidak terbatas, karena ia sangat sangat dekat dengan eksistensi Allah Ta’ala.
Banyak orang yang tidak mengembangkan potensi Nur (cahaya), sebagamana
sejak zaman azali Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepada mereka, maka
kerugian, kekurangan dan kesempurnaanlah yang akan mereka dapatkan di dalam
hidup dan kehidupan ini. Imam Al-Ghazali setelah melewati saat-saat yang kritis dari pergulatan
spiritualnya, ia menyatakan;
“Hal itu
tidak datang karena alasan-alasan yang terarah atau karena argumentasi yang
tersusun rapi, tetapi datangnya dari Nur yang telah ditawarkan Allah
sedalam-dalamnya di hati sanubari saya, NUR ILAHI itu merupakan kunci menuju
bahagia terbesar dari pengetahuan”.
II. Potensi Ruh Ilahiyah
Menurut Syeikh Muhyiddin Ibn ‘Araby R.A., beliau menafsirkan bahwa orang
yang bertanya itu adalah orang-orang yang kemampuan mereka tidak dapat
melampaui batas rasa inderawi (al-hissi) dan yang dirasakan (al-mahsus), dengan
penyerupaan pada sebagian apa yang mereka telah rasakan dari suatu penyifatan
yang berasal dari alam amr
(perintah); yaitu alam penciptaan yang ia merupakan alam dzat-dzat yang murni
dari matri yang pertama; yaitu berupa jauhar-jauhar
(mutiara-mutiara) yang disucikan dari bentuk, warna, aspek, dan tempat. Untuk
mencapainya tidak akan mungkin bagi orang-orang yang terdinding dengan suatu
keadaan (ruang dan waktu), karena kemampuan mereka yang memiliki kekurangan
serta sedikitnya ilmu pengetahuan mereka. Sedangkan pengertian mereka diberi ilmu
hanya sedikit; yaitu ilmu tentang yang dirasakan (inderawi), ia merupakan
sesuatu yang kurang lagi hina, jika dibandingkan atau sinisbatkan kepada ilmu
Allah Ta’ala dan orang yang mendalam ilmunya.
Dalam permasalahan ruh ini banyak para ilmuwan dan sebagian besar orang
awam tersesat karenanya. Agar terhindar dari kesesatan itu hendaklah tetap
berpegang teguh kepada Al-kitab dan As-Sunnah, dan yang telah memjadi pedoman
bagi orang salih terdahulu, bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah dan selain
Allah adalah alam (makhluk)-Nya”.
III.
Potensi Nafs Ilahiyah
Dalam prespektif bahasa kata “nafs” memiliki beberapa arti, seperti : jiwa,
darah, badan, dan orang. Dr. M.Quraish Shihab M.A., menyatakan bahwa kata nafsdalam Al Qur’an mempunyai beberapa
makna, sekali diartikan sebagai totalias manusia. Pengertian nafs di sini
adalah yang berhubungan dengan eksistensi seorang manusia sebagai hamba Allah
Ta’alam hal mana ia memiliki potensi yang khusus dalam diri setiap hamba.
IV.
Potensi Qalb Ilahiyah
Asal kata “Qalb” bermakna
membalikan, memalingkan atau menjadikan yang di atas ke bawah yang di salam
keluar. Qalbu berasal dalam bentuk masdar atau kata benda mengandung arti lubuk
hati, akal, kekuatan, semangat, dan keberanian.
Pengertian qalb adalah dalam makna rohaniyah dan ia tidak dapat di lihat
dengan kepala mata kepala, kecuali dengan pengelihatan batiniyah (mukasyafah).
Ia merupakan tempat menerima perasaan kasih sayang, pengajaran, pengetahuan,
berita, kekuatan, keimanan, keislaman, keikhlasan dan ketauhitan.
V. Potensi Akal Ilahiyah
Kata “Aql” tidak ditentukan di
dalam Al Qur’an, yaitu akal sebagai isim atau kata benda; yang ada hanya bentuk
fi’il (kata kerja), masa lalu (madhi), masa sekarang atau akan datang
(mudhori’). Asal makna itu adalah ikatan, tambatan, benteng atau penghalang. Al
Qur’an menggunakan kata ‘aql ini untuk sesuatu yang mengikat atau menghalangi
seseorang terjeruumus dalam kesalahan atau dosa. Dan Al Qur’an tidak
menjelaskan secara eksplisit, namun dari konteks ayat-ayat yang menggunakan
akar kata ‘aql dapat dipahami bahwa ia antara lain adalah:
Daya untuk
memahami dan menggambarkan sesuatu
Dorongan
moral
Daya untuk
menggambil pelajaran dan kesimpulan serta hikmah
VI.
Potensi Inderawi Ilahiyah
Allah SWT menjadikan kesempurnaan yang lengkap dalam diri seseorang manusia
dengan potensi inderawi, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,dan peraba.
Kelima cabang atau macam potensi inderawi itupun memiliki berbagai tingkatan
dan bobot. Bagi orang kebanyakan kelimanya hanya sekedar pelengkap sebagai
manusia yang hidup, akan tetapi mereka tidak dapat memahami secara lebih
spesifik, bahwa kelimanya mempunyai fungsi Ilahiyah yang besar. (Hamdani Bakran
Adz Dzaky, 2001: 25-65).
4. dimana
letak persamaan dan perbedaan mendasar antara bimbingan konseling umum dan bki
dalam memandang persoalan-persoalan kemanusian jelaskan.
Jawab
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan
dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
1. Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan
konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan
bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah
keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan
konseling itu merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan
kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam
di hitung sebagai suatu sedekah.
2. Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat
hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling
yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan
konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
3. Konsep layanan Bimbingan dan
konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep
layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
4. Konsep layanan bimbingan dan
konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa.
Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang
telah di kerjakan.
Persamaan BK
umum dan BKI
BKI
Manusia memiliki
dua unsur pokok yaitu jasmani dan rohani. Karena terdiri dari berbagai ragam
unsur jasmani dan rohani, berakal, berhati nurani, berpenglihatan, dan
berpendengaran. Atau lazimnya juga dikatakan memiliki unsur cipta, rasa, dan
karsa, yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Manusia sesuai dengan hakikatnya: diciptakan dalam keadaan yang terbaik,
termulia, tersempurna, dibandingkan makhluk lainnya. Tetapi sekaligus memiliki
hawa nafsu dan perangai atau sifat yang buruk misalnya, suka menuruti hawa
nafsu, lemah, terburu-buru, aniaya, membantah, dll. Karena manusia dapat
terjerumus ke dalam lembah kenistaan, kesengsaraan, dan kehinaan dengan kata
lain, manusia bisa bahagia hidupnya di dunia maupun akhirat maupun bisa sengsara
atau tersiksa. Mengingat berbagai sifat seperti itu maka diperlukan adanya
upaya untuk menjaga agar menusia tetap menuju ke arah bahagia, menuju ke
citranya yang terbaik. Maka itu, manusia perlu bimbingan dan konsling dari
seseorang.Selain itu, manusia juga memiliki beberapa hakekat:
a) Manusia memiliki unsur jasmania (biologis)Karena manusia memiliki unsur jasmania atau biologis, manusia memiliki berbagai kebutuhan biologis yang harus dipenuhinya. Misalnya,makan, minum, menghirup udara, berpakaian, bertempat tinggal dan sebagainya.
b) Dari segi rohaniah (psikologis) Sesuai dengan hakikatnya, manusia memerlukan pula pemenuhan rohaniah dalam arti psikologis. Manusia dianugerahi kemampuan rohaniah(psikologi) pendengasran, penglihatan dan kalbu. c) Dari sudt individu
Problem-problem yang berkaitan dengan kondisi individualdengan demikian akan kerap muncul di hadapan manusia. Agar problem-problem tersebut tidak menjadikan manusia hidup tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Bimbingan dan konseling islami diperlukan kehadirannya.d) Dari sudut sosial Selain sebagai makhluk individual, manusia juga makhluk sosial yang senantiasa berhubunganb dengan manusia lain dalam kehidupan kemasyarakatan. Semakin modern kehidupan manusia, semakin kompleks tatanan kehidupan yang harus dihadapi manusia.e) Dari segi budaya Manusia hidup dalam lingkungan fisik dan sosial. Semakin meningkat kehidupan, manusia berupaya terus meningkatkan berbagai kebudayaan dan peradapannya.f) Dari segi agamaKonflik-konflik batin dalam diri manusia yang berkenaan dengan ajaran agama islam, maupun lainnya, banyak ragamnya, oleh karenanya diperlukan selalu adanya bimbingan dan konseling islam yang memberikan bimbingan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
a) Manusia memiliki unsur jasmania (biologis)Karena manusia memiliki unsur jasmania atau biologis, manusia memiliki berbagai kebutuhan biologis yang harus dipenuhinya. Misalnya,makan, minum, menghirup udara, berpakaian, bertempat tinggal dan sebagainya.
b) Dari segi rohaniah (psikologis) Sesuai dengan hakikatnya, manusia memerlukan pula pemenuhan rohaniah dalam arti psikologis. Manusia dianugerahi kemampuan rohaniah(psikologi) pendengasran, penglihatan dan kalbu. c) Dari sudt individu
Problem-problem yang berkaitan dengan kondisi individualdengan demikian akan kerap muncul di hadapan manusia. Agar problem-problem tersebut tidak menjadikan manusia hidup tidak selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Bimbingan dan konseling islami diperlukan kehadirannya.d) Dari sudut sosial Selain sebagai makhluk individual, manusia juga makhluk sosial yang senantiasa berhubunganb dengan manusia lain dalam kehidupan kemasyarakatan. Semakin modern kehidupan manusia, semakin kompleks tatanan kehidupan yang harus dihadapi manusia.e) Dari segi budaya Manusia hidup dalam lingkungan fisik dan sosial. Semakin meningkat kehidupan, manusia berupaya terus meningkatkan berbagai kebudayaan dan peradapannya.f) Dari segi agamaKonflik-konflik batin dalam diri manusia yang berkenaan dengan ajaran agama islam, maupun lainnya, banyak ragamnya, oleh karenanya diperlukan selalu adanya bimbingan dan konseling islam yang memberikan bimbingan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Ada beberapa
pendapat para ahli atau mahzab di BK tentang umum manusia:
A. VIKTOR
E.FRANKL(Pratyitno dan erman amti)mengemukakan bahwa hakikat manusia itu
sebagai
berikut:
1)
manusia selain memiliki dimensi fisik dan psikologis ,juga memiliki dimensi
spritual.ketiga dimensi itu harus dikaji secara mendalam apabila manusia itu
hendak dipahami dengan sebaik-baiknya .melalui dimensi spritualnya itulah
manusia mampu mencapai hal-hal yang berada diluar dirinya dan mewujudkan
ide-idenya.
2)
manusia adalah unik,dalam arti bahwa manusia mengarahkan kehidupanya sendiri.
3) manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasanya untuk membuat pilihan -pilihan yang menyangkut perkehidupanya sendiri.kebebasan ini memuingkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu sendiri.
3) manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasanya untuk membuat pilihan -pilihan yang menyangkut perkehidupanya sendiri.kebebasan ini memuingkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu sendiri.
B. sigmund Freud
mengemukakan sebagai berikkut:
1)
manusia pada dasarnya bersifat pesimistik,deterministik,mekanistik,dan
reduksionustik.
2) manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional,motivasi-motivasi tak
2) manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional,motivasi-motivasi tak
sadar,dorongan-dorongan
biologis,dan pengalaman masa kecil.
3)
dinamika keperibadian berlansung melalui pembagian enerji psikis kepada ID,Ego
dan
Superego yang bersifat saling mendominasi.
4)
manusia memiliki naluri-naluri seksual(libido seksua)dan agresif ;naluri
kehidupan
(eros)dan
kematian (tanatos)
5) manusia bertingkah laku
dideterminasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan
menghindari
rasa sakit.
No comments:
Post a Comment