Showing posts with label pendidikan ekonomi. Show all posts
Showing posts with label pendidikan ekonomi. Show all posts

Tuesday, January 10, 2017

MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI



MAKALAH EKONOMI MIKRO
PASAR OLIGOPOLI








ARUM SUNARDIANTI           (16010009)
          FIRNA WATI                                    (16010007)
SELA SUBEKTI                    (16010008)

DOSEN : VITRATIN. Sp, M. Sc



AKADEMI AKUNTASI LAMPUNG
PRASETIYA MANDIRI GROUP
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa karna atas berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun malakah ini.
Adapun kami sebagai penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen mata pelajaran EKONOMI MIKRO karna telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.Kepada kedua orang tua dan Teman-teman karne telah memberi dukungan dan bimbingan.
Tujuan kami membuat makalah ini karna ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen sebagai mata kuliah wajib EKONOMI MIKRO.Kami sadar makalah ini masih jauh dari sempurna kami berharap kiranya dosen dapat memberi masukan kepada kami agar dapat menjadi lebih baik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.


 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................          i
DAFTAR ISI..............................................................................................          ii
KATA PENGANTAR..............................................................................          iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.......................................................................................          1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tujuan....................................................................................................          2
2.2 Pengertian Oligopoli..............................................................................          2

BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Pasar Oligopoli.....................................................................          3
3.2 Karakteristik Pasar Oligopoli.................................................................          5
3.3 Contoh Pasar Oligopoli..........................................................................          6

BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan............................................................................................          8














BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat.Baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal antara penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga jumlah suatu barang/jasa yang diperjual belikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar oligopoly mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoly setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan-permainan pasar.Dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka.
Praktrek oligopoly umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan pderusahaan-perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoly sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual.Sehingga menyebabkan kompetensi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoly menjadi tidak ada.
Dalam UU No. 5 Tahun 1999, Oligopoli dikelompokan kedalam kategori perjanjian yang dilarang. Padahal umumnya oligopoly terjadi melalui keterkaitan reaksi.Khususnya pada barang-barang yang bersifat homogeny atau identic dengan kartel (kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompotisi).Sehingga ketentuan yang mengatur mengenai ologopoli ini sebaiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur mengenai kartel.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.      Tujuan Penulis
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
a.       Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari pasarb Oligopoli.
b.      Dapat mengenal karakteristik dari pasar Oligopoli.
c.       Mengetahui apa-apa saja factor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pasar Oligopoli.
d.      Mengetahui Hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam pasar Oligopoli.
e.       Mengenal Model Oligopoli.
f.       Mengetahui jenis-jenis pasar Oligopoli
g.      Dapat mengetahui kelebihan dan kekuranagn pasar Oligopoli.
h.      Mengetahui hambatan-hambatan dalam persaingan Oligopoli.
i.        Mengetahui contoh-contoh yang berhubungan dengan pasar Oligopoli.

2.      Tinjauan Pustaka
Pasar Oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan.Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar Oligopoli setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terkait dengan pemainan pasar.Dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan pengenalan produk baru,perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.


BAB III
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Istilah Oligopoli berarti beberapa penjual.Beberapa penjual di dalam konteks ini maksudnya dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Beberapa dapat berarti paling sedikit 2 ssan paling banyak 10 sampai 15 perusahaan, pasar Oligopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang bersaing. Jika pasar oligopoly hanya terdiri dari dua perusahaan saja maka disebut duopoly.
Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk pasar yang terdapat beberapa penjual dimana salah satu atau beberapa penjual bertindak sebagai pemilik pasar terbesar (price leader).Di Indonesia pasar Oligopoli dapat dengan mudah kita jumpai, misalkan pada pasar semen, pasar pelayanan operator seluler, pasar otomotif, serta pasar yang bergerak dalam industry berat. Adapun ciri-ciri dari pasar oligopoly yaitu :
a.       Terdapat beberapa penjual
b.      Barang yang dijual homogeny atau beda corak
c.       Sulit dimasuki perusahaan baru
d.      Membutuhkan peran iklan
e.       Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
f.       Harga jual tidak mudah berubah
Pasar Oligopoli terdapat 2 Jenis yaitu :
a.      Oligopoli Murni : menjual barang yang homogeny. Biasanya banyak dijumpai dalam industry yang menghasilkan barang mentah. Contohnya : pasar semen, produsen bensin.
b.      Oligopoli Diferensial :menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contohnya : pasar mobil, pasar sepeda motor.

KEBAIKAN PASAR OLIGOPOLI
a.       Memberi kebebasan memilih bagi pembeli
b.      Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
c.       Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual
d.      Adanya penerapan teknologi baru
KEBURUKAN PASAR OLIGOPOLI
a.       Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
b.      Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
c.       Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopoly karena semangat bersaing kurang
d.      Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik factor produksi
e.       Sulit ditembus/ dimasuki perusahaan baru
f.       Bisa berkembang kea rah monopoli
PENYEBAB –PENYEBAB PEMUSATAN OLIGOPOLI
a.       Skala ekonomi yang ada dalam produksi barang-barang tertentu
b.      Siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah
c.       Keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
d.      Hambatan-hambatan lainnya perkembangan teknologi dan periklanan





2.      KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

a.      Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)
Secara teoritas sulit untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar agar dapat dikatakan oligopoly.Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh.Dalam kasus tersebut hanya terdapat dua perusahaan (Duopoli).Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industry dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasi oleh perusahaan-perusahaan yang dominan (4 – 8 perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (CR4) 60% berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna.Pasar suatu industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.Dapat juga diukur delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industry dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.

b.      Produksi Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferensiasi Product)
Jika dalam persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan output. Maka dalam pasar oligopoly bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy). Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok, film kamera, sedangkan yang menghasilkan produksi homogeny adalah industry baja,pipa, paralon, seng, dan kertas. Pergolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar yang oligopolistic semakin besar tingkat diferensinya perusahaan semakin tidak tergantung pada kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.

c.       Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (Interdependence Decisions)
Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (exixting firms) maupun yang masih di luar industry (potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industry. Perusahaan yang usdah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting price) yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.

d.      Komperisi Non Harga ( Non Pricing Competition)
Dalam upaya mencapai kondisi opyimal perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa sebagai berikut :
·      Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
·      Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
·      Mempengaruhi prilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efesien yang sangat tinggi.Informasi- informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
3.      Contoh yang berhubunngan Dengan  Pasar Oligopoli
Industry transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli- oligopoly.Kedua industry ini sangat padar moral, sehingga di masa lalu Negara mengambil inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN.Tetapi lambat laun swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru yang terlibat.Industry trasnportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya efesiensi.Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara semakin murah.
Tetapi industry telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti itu.Telkom di dalam pasar telekomunikasi masih sangat dominan sehingga mekanisme persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini masih menjadi kendala bagi efesiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan tariff telpon sampai setara dengan Negara- Negara lainnya.Sebagai contoh, ketika kita berada di Negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telpon internasional.Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tariff sangat murah, hanya beberapa dollar saja.Ini terjadi Karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari public, konsumen, media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolies dengan tariff yang sangat mahal.Lambat lauan produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada persaingan yang leboih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, dan sejenisnya mulai memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk GPRS, yang menbeerikan tariff cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya petronas dan shell membuat praktek monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir. Pertamini kini memiliki pesaing, untuk mempertahankan pasarnya pertamina harus dapat meningkatkan daya saing dengan melakukan daya saing dengan melakukan inovasi, efesiensi, dan efektivitas dalam kegiatan usahanya.



BAB IV
KESIMPULAN
1.      Kesimpulan

Pasar Oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan.Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar Oligopoli setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terkait dengan pemainan pasar.Dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan pengenalan produk baru,perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.


















Friday, April 24, 2015

Model model Pelaku ekonomi

Model Ekonomi
1. Pelaku Ekonomi
A. Pengertian Pelaku Ekonomi
Setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, akan melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi berbeda-beda. Keluarga kalian setiap hari makan, berarti mereka telah melakukan kegiatan konsumsi (berperan sebagai konsumen). Namun berbeda ketika keluarga kalian bekerja. Apakah mereka dinamakan pelaku konsumsi? Orang yang bekerja berarti mereka telah melakukan kegiatan produksi. Dengan demikian dinamakan pelaku produksi. Bagaimana dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi lainnya? Sama seperti keluarga kalian, mereka juga melakukan kegiatan ekonomi, namun aktivitas yang mereka lakukan berbeda. Pelaku ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan, koperasi, masyarakat, dan negara. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor.
Secara garis besar para pelaku ini dikategorikan menjadi empat sektor, yakni rumah tangga atau para konsumen (RTK) produsen (RTP), pemerintah, dan sektor luar negeri. Keempat pelaku ini pun ada dalam sistem perekonomian di Indonesia.
1. Rumah tangga Konsumen
Yang dimaksud adalah seluruh rumah tangga yang tersebar dari pelosok-pelosok desa sampai dengan yang bermukim di kota-kota besar. Dari yang kaya raya sampai dengan yang melarat miskin tidak punya apa-apa. Mereka adalah pelaku ekonomi yang utama karena rumah tangga konsumen meminta barang dan jasa dari pasar barang dan jasa (output). Untuk itu kita harus mengkonsumsi atau membeli barang dan jasa. Rumah tangga ikut menentukan barang apa yang akan diproduksi. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan ekonomi. Maka tidak aneh kalau rumah tangga kita termasuk salah satu pelaku ekonomi. Rumah tangga konsumen juga menawarkan tenaga kerja, tanah, kapital, dan kewirausahaan.
2. Rumah tangga Produsen
Yang dimaksud adalah seluruh ’rumah tangga’ atau kegiatan ekonomi yang dibentuk oleh pengusaha atau wirausahawan dengan tujuan mencari laba dengan cara menggabungkan tenaga kerja (sumber daya manusia), modal, dan tanah atau sumber daya alam untuk menghasilkan barang dan jasa. Mereka menjalankan fungsi produksi atau bertindak sebagai produsen baik secara perorangan maupun secara kolektif atau terorganisasi. Produsen akan mengelola usahanya dengan beberap acara atau bentuk seperti perusahaan perorangan (PO), berpartner, misalnya CV, firma, atau akan membentuk perseroan (PT). Usaha perseorangan merupakan bentuk yang paling sederhana. Ini adalah usaha/perusahaan yang dimiliki hanya oleh satu orang. Contohnya adalah petani, seorang dokter, tukang listrik, dan sebagainya. Yang kedua adalah berpartner atau partnership. Ini bentuk usaha yang melibatkan dua orang atau lebih individu untuk menyertakan sumber daya mereka dengan tujuan mencari laba.
3. PT atau corporation.
Kepemilikannya biasanya ditandai dengan penerbitan saham. Dari sisi yuridis atau hukum yang berlaku di Indonesia, kita dapat membedakan produsen menjadi :
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) seperti: Perorangan (Po), Persekutuan Firma
2. (Fa), Persekutuan Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), dan Yayasan.
3. Badan usaha milik negara (BUMN) seperti: Perusahaan Jawatan (Perjan),
4. Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero) atau PT Persero.
5. Koperasi
Diagram Arus Lingkar Ekonomi Dua Sektor
Diagram arus lingkar ekonomi (economic circlar flow diagram) menggambarkan interaksi antara rumah tangga konsumen (RTK), rumah tangga produsen (RTP), rumah tangga negara(RTN) dan masyarakat luar negeri. dalam melakukaan kegiatan ekonomi. Ada beberapa pendekatan hubungan antar pelaku ekonomi:
1. Pendekatan 2 sektor yaitu pendekatan antara RTP dan RTK
2. Pendekatan 3 antara RTP, RTK, dan RTN
3. Pendekatan 4 sektor yaitu pendekatan antara RTP, RTK, RTN dan masyarakat luar negeri.
Pendekatan 2 sektor meliputi 2 pelaku ekonomi yaitu RTP dan RTK. Masing-masing pelaku ekonomi memiliki peran tersendiri dalam melakukan kegiatan ekonomi, peran masing-masing pelaku ekonomi menunjang pelaku ekonomi yang lain. Pendekatan 2 sektor ini dapat digambarkan melalui diagram berikut:
Dari diagram tersebut nampak bahwa para pelaku ekonomi ternyata memiliki keterkaitan dengan pelaku ekonomi yang lain. RTK sebagai penyedia faktor-faktor produksi yang dibutuhkan oleh RTP dan RTP sebagai penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan RTK.
RTK sebagai pemilik faktor-faktor produksi (modal, kewirausahaan, SDM dan SDA)menyerahkan/memberikan faktor-faktor tersebut ke RTP melalui pasar faktor produksi. Faktor produksi tersebut dibutuhkan oleh RTP untuk melakukan kegiatan produksi. Atas penyerahan faktor produksi tersebut RTP memberikan balas jasa kepada RTK dalam bentuk gaji (wage), uang sewa (rent), bunga (interest), keuntungan (profit). Balas jasa yang diterima dari RTP digunak oleh RTK untuk memenuhi kehidupan sehari-hari degan bebelanja beberapa barang yang dihasilkan oleh RTP.
Faktor-faktor produksi merupakan pendukung utama RTP untuk proses poduksi. Hasil dari proses produksi yaitu barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh dunia industri dijual kepada RTP melalui pasar barang dan jasa. RTK sebagai pembeli membelanjakan uangya untuk mendapatkan barang dan jasa yang dijual oleh RTK melalui pasar barang dan jasa. Uang yang diperoleh dari pembelanjaan
masyarakat merupakan penerimaan bagi RTP yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi kembali.
perekonomian 2 sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian tidak terdapata pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.
Dalam perekonomian dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga adalah dari perusahaan. Pendapatan ini meliputi gji, upah, sewa, bunga dan keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional. Dan oleh karena itu pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) adalah sama dengan pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd.
Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu untuk pengeluaran konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada penanam modal atau nvestor dan akan digunakan untuk membeli barang – barang modal seperti mesin – mesin, peralatan produksi lain, mendirikan bangunan pabrik dan bangunan kantor.
Dalam perekoonomian dua sektor komponen pengeluaran agregat terdiri dari:
1) pembelanjaan konsumsi rumah tangga untuk membeli barang dan jasa,
2) pembelanjaan perusahaan perusahaan untuk membeli barang modal. Dalam persamaan algebra, persamaan pengeluaran agregat adalah AE = C + I, dimana C = konsumsi , I = Investasi dan AE adalah pengeluaran agregat. Persamaan yang lain yaitu Y = C + S dimana S = Saving / Tabungan dan Y = Pendapatan nasional maka dapat ditarik kesimpulan bahwa AE = Y dimana C + I = C + S.
Perekonomian 3 Sektor
Pada arus lingkar kegiatan ekonomi tiga sektor terdapat pelaku ekonomi ketiga yaitu pemerintah yang memilki fungsi utama sebagai pengatur perekonomian. Jadi pada arus lingkar kegiatan ekonomi tiga sektor ada tiga kelompok yang berinteraksi yaitu konsumen, produsen dan pemerintah. Apabila produksi dan penyalurannya lancar maka ada kecenderungan harga barang akan turun atau sekurang-kurangnya stabil. Sehingga rumah tangga konsumsi akan dapat mengatur kecenderungan konsumsinya dan semua pendapatannya tidak akan habis dibelanjakan sehingga masih ada bagian dari pendapatannya yang ditabung sebagai modal
Manfaat :
Manfaat diagram pelaku ekonomi bagi produsen yaitu:
kebutuhan akan faktor produksi modal dan skill akan dapat terpenuhi oleh rumah tangga konsumsi sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
Manfaat diagram pelaku ekonomi bagi konsumen yaitu:
Konsumen mendapatkan pembayaran atas faktor-faktor produksi dan skill yang dipakai oleh produsen yang kemudian digunakan untuk membeli barang dan jasa yang dijual oleh rumah tangga produksi.
Peranan :
Peran perusahaan atau rumah tangga produksi dalam perekonomian yaitu:
1. Produsen
2. Pengguna faktor produksi
3. Agen pembangunan
4. Penyedia dan penyalur barang dan jasa
Peranan produsen secara umum adalah menciptakan atau menaikkan nilai guna suatu barang untuk kepentingan orang lain atau masyarakat.
Peranan rumah tangga negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi anatar lain:
1. Pengatur
2. Konsumen
3. Sebagai produsen
4. Pembuat dan pelaksana aturan main
5. Menjamin kompetisi
6. Menyediakan barang publik
Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang berhubungan dengan transaksi luar negeri, sektor ini mencakup ekspor dan impor barang dan jasa serta aliran modal yang berkaitan dengan transaksi investasi perbankan. Peran rumah tangga konsumsi adalah sebagai berikut:
1. Konsumen
2. Pemasok atau pemilik faktor produksi
3. Ikut mempengaruhi mengenai apa yang akan diproduksi oleh perusahaan
Konsumen atau rumah tangga konsumsi adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan. Peranan konsumen secara umum adalah bahwa melalui kegiatan konsumsinya mampu menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat.
Contoh Peranan :
Contoh peran perusahaan atau rumah tangga produksi dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:
1. Produsen, yaitu berperan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh rumah tangga konsumsi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya termasuk juga untuk dijual ke luar negeri.
2. Pengguna faktor produksi, yaitu menggunakan berbagai faktor produksi berupa sumber daya alam atau bahan baku, modal, tenaga kerja dan keahian.
3. Agen pembangunan, yaitu berperan membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan seperti membuka lapangan kerja, membangun infrastruktur, mensejahterakan karyawan, meningkatkan kualitas SDM dll.
4. Penyedia dan penyalur barang dan jasa, yaitu menghasilkan sekaligus menyalurkan barang dan jasa agar dapat dinikmati oleh konsumen.
Contoh peran konsumen atau rumah tangga konsumsi dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:
1. Konsumen, yaitu berperan mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
2. Pemasok atau pemilik faktor produksi, yaitu sebagai pemilik dan pemasok faktor-faktor produksi yang dibutuhkan oleh rumah tangga produksi atau perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Ikut mempengaruhi mengenai apa yang akan diproduksi oleh perusahaan, yaitu bahwa konsumen turut memberi pengaruh terhadap kecenderungan barang apa yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen.
Contoh peran pemerintah atau rumah tangga negara dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:
1. Pengatur, yaitu bahwa pemerintah harus mengatur lalu lintas perekonomian dalam negeri untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi rakyat banyak. Misalnya dengan membuat undang-undang dan peraturan, melakukan pengawasan, menetapkan kebijakan fiskal dan moneter dll.
2. Konsumen, untuk melakukan tugasnya pemerintah juga memerlukan barang dan jasa. Misalnya untuk keperluan peralatan dan perlengkapan kantor, kepentingnan pertahanan dan keamanan Negara dll.
3. Sebagai produsen, pemerintah juga menjalankan perusahaan milik negara, khususnya produksi barang dan jasa yang vital bagi kepentingan negara dan kesejahteraan masyarakat misalnya perusahaan air minum, listrik, tambang minyak, bank dll.
4. Pembuat dan pelaksana aturan main, yaitu pemerintah menjamin bahwa peserta pasar akan berlaku secara jujur dan mematuhi aturan main yang berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasar.
5. Menjamin kompetisi, yaitu pemerintah menjamin iklim kompetisi yang baik dimana tidak ada praktik tidak terpuji seperti kolusi, monopoli dan penetapan harga yang berpotensi menyingkirkan pesaing dari pasar.
6. Menyediakan barang publik, yaitu pemerintah memilki kewenangan untuk menagih pajak untuk menyediakan barang-barang publik seperti pertahanan negara dan keadilan.
Contoh peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:
1. Sebagai pasar bagi produk yang dihasilkan, yaitu bahwa masyarakat luar negeri merupakan konsumen potensial dan memiliki daya beli yang tinggi
2. Sebagai produsen, yaitu bahwa masyarakat luar negeri menghasilkan banyak sekali produk dan peralatan seperti mobil, komputer, mesin dll.
3. Perdagangan luar negeri, yaitu perdagangan antar negara yang bisa menghasilkan devisa dan keuntungan yang sangat besar.
4. Pertukaran tenaga kerja, yaitu pengiriman tenaga kerja dari suatu negara yang mengalami kelebihan tenaga kerja ke negara lain yang membutuhkan yang akan menghasilkan devisa.
5. Sebagai investor/ penanaman modal, yaitu penanaman modal ke negara lain untuk mengelola modalnya di negara lain tersebut agar memperoleh keuntungan.
6. Pinjaman luar negeri, yaitu pemberian pinjaman dari luar negeri yang sangat berguna untuk mengatasi permasalahan ekonomi dalam negeri yang sudah mendesak.
7. Bantuan luar negeri, yaitu pemberian bantuan dari negara lain atas terjadinya bencana alam
Model keseimbangan umum multisektoral yang dapat dikomputasi
Model Keseimbangan Umum Multisektoral yang Dapat Dikomputasi merupakan istilah bahasa indonesia dari Computable general equilibrium yang seringkali disingkat sebagai model (CGE) ialah suatu kelas model ekonomi yang menggunakan data ekonomi aktual untuk memperkirakan bagaimana sektor ekonomi bereaksi terhadap perubahan yang terjadi pada faktor-faktor eksternal seperti kebijakan, teknologi dan lain faktor-faktor. Model CGE juga seringkali disebut sebagai model AGE (applied general equilibrium).
Model CGE terdiri atas:
1. Persamaan-persamaan yang men-deskripsi-kan variabel-variabel dari model
2. Suatu database (yang seringkali sangat detil) yang konsisten dengan persamaan-persamaan di dalam model. Persamaan-persamaan di dalam model CGE umumnya di dasarkan pada mazhab ekonomi neo-klasik, yang seringkali didasarkan atas asumsi minimalisasi biaya produksi, penetapan harga didasarkan atas biaya produksi rata-rata dan maksimalisasi utilitas (oleh konsumen).
Namun demikian, sebagian besar model CGE seringkali justru tidak berdasarkan atas paradigma keseimbangan umum. Sebagai contoh, model-model tersebut seringkali mengakomodasi:
1. non-market clearing atau tidak terjadinya kliring pasar, terutama terkait dengan tenaga kerja (pengangguran) dan komoditas,
2. terjadinya persaingan tidak sempurna (misalnya, penetapan harga secara monopoli),
3. munculnya permintaan yang tidak didasarkan atas harga (misalnya, permintaan dari pemerintah),
4. terjadinya variasi pajak,
5. munculnya dampak2 atau externalities, misalnya polusi atau pencemaran udara.
Database CGE model terdiri atas:
1. tabel-tabel nilai transaksi yang memperlihatkan, misalnya, besarnya nilai batubara yang dipakai oleh industri baja. Umumnya database ini dapat berbentuk tabel input-output atau matriks akunting sosial. Database CGE model umumnya merepresentasikan perekonomian suatu negara (atau dunia) secara keseluruhan dalam sejumlah sektor, komoditas, faktor dan tipe rumah tangga (konsumen).
2. nilai-nilai elastisitas yang merupakan parameter-parameter tanpa dimensi yang merepresentasikan reaksi-reaksi dalam perekonomian. Misalnya, elastisitas dari permintaan akan ekspor, menyatakan besarnya volume ekspor yang akan turun jika harga ekspor naik. Di antara elastisitas yang digunakan oleh model CGE, terdapat suatu kelas elastisitas yang disebut sebagai sebagai CES atau elastisitas substitusi konstan. Di antara CES terdapat elastisitas Armington, yang memperlihatkan jika produksi yang dihasilkan oleh negara-negara yang berbeda (tidak) bisa saling menggantikan. Akhirnya Elastisitas pengeluaran memperlihatkan bagaimana permintaan rumah tangga bereaksi terhadap perubahan pendapatan.
Model-model CGE merupakan perkembangan lanjut dari model-model input-output yang dirancang pertama kali oleh Wassily Leontief. Dibandingkan dengan model-model input-output, model-model CGE lebih menekankan pada pentingnya peran harga. Misalnya, jika model input-output mengasumsikan bahwa untuk memproduksi satu ton baja diperlukan sejumlah (tetap) tenaga kerja, model CGE mampu lebih lanjut mengadopsi faktor gaji yang mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja dalam memproduksi baja.
Model CGE sangat berguna untuk memperkirakan dampak perubahan yang terjadi pada suatu sektor dari perekonomian terhadap sektor-sektor lainnya. Misalnya, pemajakan atas harga tepung terigu akan mempengaruhi harga roti, indeks harga konsumen, dan selanjutnya tingkat gaji dan angka pengangguran. Model CGE juga telah digunakan secara luas untuk mengaji kebijakan di sektor perdagangan. Akhir-akhir ini CGE juga digunakan untuk mengaji dampak ekonomi dari kebijakan pengungaran emisi gas rumah kaca.
Model CGE selalu memiliki lebih banyak variabel daripada persaman. Dengan demikian, nilai dari variabel-variabel tertentu harus ditentukan di luar model (eksogenous). Penentuan atas variabel-variabel eksogenous dalam suatu model CGE disebut penutupan model atau closure. Penutupan model yang berbeda dapat memberikan hasil simulasi model yang berbeda sehingga menimbulkan kontroversi. Misalnya, pada model CGE tertentu angka pengangguran dan keseimbangan neraca perdagangan diasumsikan sebagai konstan dan pada model CGE lainnya angka-angka tersebut dianggap sebagai variabel.
Dewasa ini terdapat banyak model CGE untuk berbagai negara di dunia. Salah satu yang paling terkenal adalah CGE model yang merepresentasikan perekonomian dunia yaitu GTAP model of world trade.
Model-model CGE sangat berguna untuk merepresentasikan perekonomian dari negara-negara di mana data time series tidak tersedia atau tidak relevan untuk digunakan (misalnya karena perubahan-perubahan politik). Dengan demikian, perekomian negara-negara berkembang sangat cocok untuk dikaji dengan model CGE, misalnya dengan menggunakan model CGE yang didasarkan pada IFPRI.