I.
PERENCANAAN PERJALANAN
Perencanaan perjalanan yang baik dan akurat adalah
sangat diperlukan sebelum anda memulai suatu perjalanan, sebab dengan
perencanaan perjalanan yang baik anda dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Untuk merencanakan perjalanan diperlukan beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam merencanakan suatu perjalanan adalah:
1.
Tujuan
2.
Data Lokasi
3.
Waktu
4.
Peserta
5.
Kegiatan
6.
Surat Ijin
II.
PERLENGKAPAN PERJALANAN
Berhasil tidaknya perjalanan atau kegiatan anda di alam
bebas sangat ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan yang tepat.
Perlengkapan yang dibutuhkan dari setiap kegiatan tersebut diatas dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
A.
Perlengkapan dasar
-
Perlengkapan perjalanan/Pergerakan
-
Perlengkapan untuk istirahat
-
Perlengkapan untuk makan dan minum
termasuk memasak
-
Perlengkapan untuk MCK
-
Perlengkapan pribadi
B.
Perlengkapan khusus yang disesuaikan
dengan perjalanan. Misalnya:
-
Perlengkapan penelitian
-
Perlengkapan pendakian/memanjat tebing
C.
Perlengkapan tambahan
Perlengkapan
ini dapat dibawa atau tidak tergantung evaluasi yang dilakukan.
Biasakanlah
membuat daftar perlengkapan. Setiap orang ingin mempunyai perlengkapan yang
berbeda, tapi fungsinya bisa sama. Berikut daftar perlengkapan pribadi dan
kelompok:
1.
Perlengkapan pribadi
a. Surat
Keterangan (Ijin Perjalanan)
b.Pakaian
secukupnya
c. Obat-obatan
pribadi
d.Peta,
kompas dan alat tulis
e. Perlengkapan
makan
f. Jas
hujan (rain coat)
g. Tali
minimal 5 meter
h.Kantong
tidur (sleeping bag)
i. Makanan,
baik instant atau mentah
j. Dan
lain-lain yang dianggap perlu
2.
Perlengkapan kelompok
a. Surat
Keterangan (Ijin Perjalanan)
b.Peralatan
memasak
c. Perlengkapan
PPPK
d.Tenda
e. Golok
tebas (jika diperlukan)
f. Peralatan
pengamatan
Macam
dan jumlah perlengkapan pribadi maupun kelompok disesuaikan dengan tujuan dan
maksud, serta kondisi medan yang akan dihadapi.
Menyusun
Perlengkapan
Cara
menyusun perlengkapan yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
1.
Tempatkan barang-barang yang lebih berat
settinggi dan sedekat mungkin kebadan anda. Barang-barang yang lebih ringan
(sleeping bag, pakain tidur, dll) ditempatkan di bagian paling bawah.
2.
Letakkan barang-barang yang
sewaktu-waktu diperlukan (ponso, PPPK) diletakkan pada bagian atas pada
kanutng-kantung luar ransel.
3.
Kelompokkan barang-barang anda dan
masukkan dalam kantung plastik yang tidak tembus air terutama pakaian tidur,
cadangan pakaian dalam, kertas, buku, dll.
1.2. Susunan Barang di Dalam Ransel
Perbekalan Perjalanan
Dalam
merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan hal yang perlu juga
mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan perbekalan perjalanan:
1.
Lamanya perjalanan akan dilakukan
2.
Aktifitas apa yang akan dilakukan
3.
Keadaan medan yang dihadapi
Makanan
Dihubungkan
dengan hal diatas, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
mempersiapkan bahan makanan:
1.
Cukup mengandung kalori dan mempunyai
komposisi gizi yang memadai serta tidak asing bagi lidah kita.
2.
Terlindung dari kerusakan, tahan lama
dan mudah/sederhana dalam menanganinya.
3.
Sebaiknya makanan yang siap pakai/siap
makan (instant food) dan tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit air dan
bahan bakar.
4.
Ringan dan mudah diperoleh.
Makanan siap pakai (instant) merupakan pilihan
pertama untuk dibawa sebagai bekal perjalanan. Banyak keuntungan dari makanan
siap pakai, yaitu ringkas serta cepat masak sehingga menghemat waktu dan bahan
bakar kompor. Ini penting, Karen tentunya kita tidak mau membawa ekstra bahan
bakar kompor dan membuang waktu hanya untuk memasak. Lagi pula dewasa ini tak
ada kesulitan untuk memperoleh bahan makanan siap pakai di took-toko, seperti
kornet, sarden, mie instant, biscuit, cokelat, susu dan lain-lain. Makanan pagi
harus diusahakan terdiri dari makanan yang mudah dimasak dan hangat misalnya
mie instant. Ini didasarkan atas pertimbangan bahwa perjalanan hari itu harus
dimulai sepagi mungkin , sehingga waktu yang ada jangan terbuang karena
menunggu makanan masak. Untuk makan siang, sebaiknya tidak mengeluarkan makanan
yang harus dimasak terlebih dahulu, karena akan memakan waktu, meskipun
demikian makanan tersebut harus mengandung Hidrat Arang yang cukup, missal
cokelat, biscuit atau roti. Malam hari adalah saat bagi kita untuk menyalurkan
hobi memasak sepuas-puasnya, karena waktu yang tersedia memang cukup banyak.
III. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
Persiapan Fisik
Selain
peralatan ataupun perbekalan, persiapan yang tak kalah penting untuk melakukan
kegiatan di alam bebas misal mendaki gunung adalah fisik atau kesegaran
jasmani. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik,
sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh transport oksigen melalui peredaran
darah kepada otot-otot badan. Untuk ini, seorang pendaki gunung harus melakukan
latihan-latihan aerobik secara teratur yaitu lari atau bersepeda.
Selain
aerobik perlu juga dilatih kekuatan dan ketahanan otot, terutama otot-otot yang
bangak digunakan dalam mendaki gunung. Otot tersebut antara lain bahu,
punggung, pinggang dan kaki. Untuk itu, pendaki gunung harus pula berlatih dengan menggunakan beban seperti mengangkat barbel
dan sejenisnya.
Pengetahuan
Medan
Untuk
menguasai medan yang akan dihadapi, seorang pendaki gunung harus menguasai
pengetahuan membaca peta dan menggunakan kompas serta altimeter. Pokok penting
adalah membayangkan bentuk gunung itu melalui garis-garis kontur yang ada pada
peta. Kontur adalah garis-garis imajinasi dalam peta yang menghubungkan semua
tempat yang sama tinggi di permukaan bumi yang diukur dari permukaan laut.
Dengan melihat garis-garis kontur, kita bisa membayangkan medan di gunung yang
berupa pegunungan, lembah, sadel, tebing curam, puncak dan sebagainya.
Sebuah
lintasan yang aman kemudian direncanakan dengan memperhatikan garis-garis
kontur. Cara lian untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan
bertanya [ada orang-orang yang pernah mendaki gunung bersangkutan. Tetapi cara
yang terbaik adalah mengikutsertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut
bersama kita.
Kesehatan
Perjalanan dan Daya Tahan Kondisi Tubuh
Kesehatan
Perjalanan
Kesehatan
di alam bebas memiliki arti suatu
keadaan tubuh dan jiwa yang seimbang dan optimal selama melakukan kegiatan di
alam bebas atau pada saat mengalami keadaan yang kritis (darurat). Kita
menyadari bahwa kegiatan di alam bebas bukanlah suatu keinginan yang mudah dan
ringan. Ada resiko yang mungkin dapat dialami yang pada umumnya mengarah pada
hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan tubuh dan jiwa kita.
Oleh karena itu, untuk miminimalkan resiko yang mungkin dapat terjadi
dibutuhkan persiapan.
Tujuan
lain yang didapat dari pengetahuan kesehatan perjalanan adalah memberikan
pengetahuan yang praktis untuk menjaga kesehatan baik sebelum, selama dan
sesudah melakukan perjalanan sehingga kita dapat menikmati perjalanan secara
maksimal.
Daya
Tahan Kondisi Tubuh
Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menunjang daya
tahan kondisi tubuh adalah :
1.
Kebutuhan oksigen, sangat penting dalam
proses penyediaan energi dalam tubuh selama berada di alam bebas atau dalam
perjalanan. Kandungan oksigen diberbagai lokasi sering berbeda dan juga
kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan. Proses penyesuain tubuh terhadap
persediaan oksigen di lokasi tersebut disebut sebagai Aklimatisasi.
2.
Kebutuhan cairan tubuh manusia cukup
tinggi, manusia tidak dapat hidup tanpa air umumnya.
3.
Thermoregulasi adalah usaha tubuh untuk
melawan perubahan suhu lingkungan. Peningkatan suhu lingkungan akan menyebabkan
pori-pori kulit membuka lebih lebar merangsang pengeluaran kelenjar keringat,
frekuensi denyut jantung meningkat, aliran darah dipercepat dam frekuensi napas
mengalami kenaikan. Penurunan suhu lingkungan akan menyebabkan pori-pori kulit
menyempit, demikian pula dengan pembuluh darah, yang merupakan manifestasi dari
kerja jantung yang semakin meningkat. Akibatnya tubuh akan menggigil dengan
hebat.
Pada kegiatan mendaki gunung resiko yang umum dapat
terjadi adalah kedinginan yang bisa mengacu pada keadaan Hypotermia (kehilangan
panas tubuh), Hypoxia (kehilangan oksigen), tersesat, jatuh atau terpeleset,
gigitan serangga, gigitan ular, dan Frosbite (sengatan dingin). Persiapan untuk
meminimalkan resiko adalah menyediakan makanan dan persiapan yang memadai,
PPPK, dan pengetahuan PPPK tentang kasus-kasus yang bisa terjadi.
Waktu
Pendakian
Sebaiknya dilakukan ada siang hari, atas
pertimbangan bahwa pada siang hari mudah untuk orientasi medan dan dapat untuk
menikmati panorama di sepanjang jalur pendakian. Pendakian pada malam hari
cukup berbahaya, kendati tidak melelahkan. Memperkirakan waktu pendakian perlu
juga dilakukan. Ini terutama berguna untuk persiapan makanan. Di jalan datar,
jarak empat atau lima kilometer dapat ditempuh dalam satu jam. Di gunung,
perhitungan seperti itu tidak berlaku. Mungkin perbedaan ketinggian merupakan
satu cara paling baik untuk memperkirakan atau memperhitungkan waktu tempuh
suatu pendakian, kendati masih tergantung pada tingkat kecuraman gunung
tersebut. Sebagai patokan, perbedaan tinggi 100 sampai 500 meter rata-rata
dapat ditempuh selama satu jam.
Jumlah
Pendaki
Untuk mempertimbangkan keselamatan, pendakian
sebaiknya dilakukan secara berkelompok.
Kewajiban
dan Tata Tertib
Kewajiban
Sebelum melakukan pendakian, setelah memperoleh
surat ijin dari pengelola kawasan diwajibkan lapor kepada pos setempat (pintu
masuk pendakian) baik sebelum maupun sesudah pendakian.
Tata
Tertib
Tempat-tempat yang menjadi tujuan pendakian biasanya
sudah ditetapkan sebagai kawasan-kawasan konservasi. Terdapat aturan dan tata
tertib memasuki kawasan konservasi yang harus dipatuhi. Informasi dapat
diperoleh dari pengelola setempat.
Hal – Hal Yang Harus Dihindari
Hal-hal yang harus dihindari ketika melakukan
kegiatan petualangan di alam bebas adalah:
1.
Membuat api di sembarang tempat,
matikanlah api sampai tak ada bara yang masih menyala.
2.
Membawa obor sebagai alat penerang,
sebaiknya menggunakan lampu baterai.
3.
Menggunakan bahan bakar pelepah daun
kelapa sebagai bahan api unggun, karena percikannya dapat menimbulkan bahaya
kebakaran.
4.
Dilarang merusak, merubah rambu-rambu
yang ada, karena dapat menyesatkan pendaki yang lain.
5.
Membawa, membunuh, merusak flora dan
fauna yang ada.
6.
Mendaki melalui jalur terobosan, karena
dapat menyesatkan.
7.
Membuang sampah semabarangan, bawalah
sampah kembali turun.
8.
Memisahkan diri dari rombongan karena
dapat menyesatkan.
Teknik
Berjalan di Gunung
Berjalan di gunung tentu tak sama seperti berjalan
di trotoar atau di lantai sebuah gedung. Di gunung anda harus berjalan dengan
beban (ransel) di punggung, melintasi lembah, memanjat tebing, menuruni
ceruk-ceruk yang dalam, atau meniti punggungan bukit yang tipis. Seperti perjalanan
kaki lainnya, anda harus berjalan dengan irama yang tetap. Dengan kata lain
tidak kaku jangan seperti robot. Tidak ubahnya seperti penari, berjalan di
gunung pun punya seni tersendiri.
Ada
beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan di gunung:
1.
Berjalanlah dengan langkah-langkah
kecil, jangan memaksakan langkah terlalu lebar. Dengan langkah-langkah kecil
gerakan nafas anda lebih teratur, dan ini cara yang baik untuk menghemat
tenaga.
2.
Kurang lebih perjalanan satu jam dengan
istirahat sepuluh menit adalah normal.
3.
Ketika istirahat, duduklah dengan kaki
melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah agar mengalir
normal, karena ketika berjalan seluruh darah telah turun dan terpusat di kaki.
4.
Teguklah sedikit minuman dan makanlah
beberapa makanan kecil.
5.
Usahakan tidak beristirahat di tempat
yang berangin, karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang
beristirahat.
6.
Banyak orang awam mengira, bahwa meneguk
minuman keras merupakan cara yang baik untuk menghangatkan badan. Dugaan ini
salah sekali, sebab minuman keras menyebabkan pembuluh darah kulit mengembang,
sehingga udara dingin mendapat peluang untuk masuk ke dalam tubuh. Lagi pula
minuman keras dapat mengakibatkan mabuk.
7.
Janganlah terlalu lama beristirahat,
saying otot-otot yang sudah panas dan kencang nanti mengendur dan membutuhkan
pemanasan kembali. Apabila dirasakan bahwa anda memerlukan istirahat lebih lama
daripada biasanya, itu merupakan bukti bahwa anda berjalan terlau cepat.
8.
Pilihlah lokasi istirahat yang baik.
Secara psikologis lebih menguntungkan kalau anda memilih lokasi di bagian yang
tinggi dan terbuka. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah,
nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah setelah lama berjalan.
9.
Ada baiknya memakan sedikit garam untuk
menghindarkan kram, karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya
garam dari tubuh.
10. Ketika
anda berjalan, perhatikan betul medan yang anda hadapi.
11. Jangan
memotong lintasan yang sudah ada. Jalan di gunung memang berkelok-kelok, tetapi
biasanya lintasan itu mengikuti kontur alam sehingga menjadi tidak terlalu
curam/terjal.
12. Ikutilah
lintasan-lintasan yang sudah ada dengan seksama. Hafalkan ciri-ciri khas pada
setiap lintasan, ini akan berguna bila anda kehilangan arah dalam perjalanan.
13. Berjalanlah
secara zig-zag pada medan yang curam sekali, ini akan membantu dalam mengatur
nafas dan irama langkah kaki.
14. Medan
yang berhutan lebat seringkali menghilangkan lintasan-lintasan yang sudah ada.
15. Kalau
terpaksa harus membuka jalan, mulailah dengan hati-hati sekali. Pastikanlah
posisi anda di peta, lalu tetapkanlah lintasan yang akan diambil. Gunakanlah
golok atau parang untuk menebas duri yang menghalangi. Lakukan tebasan sedikit
mungkim. Kalau dapat disibak dengan tangan atau dorongan dengan badan, kenapa
harus ditebas? Lagipula cara ini lebih menghemat tenaga. Jika terpaksa keluar
dari lintasan yang ada, berjalanlah pada punggungan gunung. Hindari jalan di
ceruk-ceruk atau mengikuti sungai-sungai di bawah punggungan gunung. Sungai
nampaknya menunjukkan arah yang mudah dilalui untuk ke bawah, tetapi
mengikutinya berbahaya sekali. Sungai di gunung seringkali berupa tebing-tebing
curam dan membentuk air terjun, sehingga sukar dituruni tanpa alat-alat khusus.
16. Apabila
anda melihat beberapa jalan setapak pada suatu lintasan, putuskanlah segera
untuk mengikuti jalan yang jelas kelihatan.
17. Berhati-hatilah
melewati daerah kawah, karen tidak jarang dijumpai gas beracun.
No comments:
Post a Comment